Kyoko bergabung dengan Nissan pada 19 tahun sebelum Undang-Undang Kesetaraan Kesempatan Kerja untuk Pria dan Wanita berlaku di Jepang, dan pada masa di mana partisipasi aktif perempuan dalam dunia kerja dan masyarakat dianggap bukan sesuatu yang lazim.
"Tidak ada satu pun desainer wanita di industri otomotif Jepang pada waktu itu, tetapi Nissan lebih dulu menyadari perlunya memahami sudut pandang wanita dalam mendesain mobil dibanding perusahaan mobil lainnya, karena Nissan tahu bahwa nantinya setiap rumah tangga akan memiliki mobil," kata Kyoko Shimada dalam siaran pers Nissan, Rabu (8/7).
Setelah kuliah arsitektur di Japan Women’s University, ia bergabung dengan Nissan untuk menjadi bagian tim yang terdiri dari sekitar 50 desainer yang semuanya pria.
Baca juga: Permintaan rendah, Nissan pangkas shift pabrik mobil di Jepang
Baca juga: Nissan segera luncurkan Nissan Kicks di Jepang
Kyoko masih muda dan tanpa latar belakang otomotif, tetapi hal tersebut menjadi kekuatannya. Karakter itu membawanya menuju kesuksesan selama 38 tahun di Nissan, di mana ia mendapatkan wawasan dari tempat-tempat unik, yang memberinya sudut pandang imajinatif dan segar.
Contohnya, Shimada memandang mobil sebagai "ruang hidup" di mana pengguna dapat mengekspresikan identitas dan gaya hidup mereka di dalamnya. Itu dinilai sebagai sudut pandangan yang unik di masa itu.
Ia percaya bahwa mobil tidak hanya memberikan "ruang" untuk pengemudi tetapi juga untuk penumpang di kursi depan dan belakang. Demikian pula dengan elemen desain lainnya, seperti kontras dan harmonisasi dengan dunia luar.
Ide itu menjadi nyata ketika Shimada ditugaskan untuk mengerjakan warna dan desain interior untuk mobil penumpang. Dengan cara kerja yang benar-benar baru, ia mengelilingi pusat perbelanjaan untuk melihat gaya berpakaian terbaru pria dan wanita sebagai sumber inspirasi.
Baca juga: Nissan Ariya listrik akan meluncur pada pertengahan Juli
Baca juga: Nissan berencana meluncurkan 7 model baru di Afrika
Ia juga mengunjungi toko furnitur premium untuk mempertimbangkan cara memasukkan karakter mewah ke interior mobil, dengan menggunakan wawasan arsitektur sebagai referensi struktural.
Hal itu membuatnya mengusulkan warna-warna biru segar, coklat dan putih untuk palet mobil, pada masa di mana eksterior kendaraan mewah semuanya serba hitam.
"Belum pernah dilakukan bukan menjadi alasan untuk tidak melakukan sesuatu yang berbeda. Jika belum pernah dilakukan, mengapa tidak melakukannya? Setelah hal itu diwujudkan, yang lain pun akan mengikuti secara alami," kata dia saat itu.
Setelah kesuksesannya selama hampir empat dekade di Nissan, ia pensiun dengan berbagai pencapaian dan tercatat sebagai "pengusung pertama" dalam berbagai hal, serta akan selalu dikenang sebagai contoh wanita pertama dengan kepemimpinan yang kuat di Nissan.
“Bagi saya, keunikan dari ciri khas Nissan adalah keberanian untuk menghadapi tantangan. Karena itu, Nissan mendorong pemikiran yang bebas dan dapat memproduksi mobil-mobil yang berpandangan ke depan supaya dapat menjawab segala kebutuhan di era baru,"
Baca juga: "Crossover" listrik Nissan Ariya hadir 15 Juli ini
Baca juga: Nissan Leaf dapat melesat 100 km/jam dalam 7,9 detik
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020