"Lanjutkan pengobatan asma terutama steroid dihisap atau tablet yang diminum," ujar dia dalam webinar "Mengendalikan Asma di Era New Normal", Kamis.
Dia mengatakan, pasien sebaiknya mendapatkan rencana penatalaksanaan asma yang tertulis, salah satunya waktu harus meningkatkan dosis obat pelega dan pengendali.
"Pasien tidak perlu setiap minggu berkunjung, dosis obat yang dihisap itu untuk satu bulan. Dalam satu bulan, pasien bisa mengatur penggunaan obat untuk diri sendiri, tes diri sendiri, naikkan atau menurunkan," kata dia.
Pasien juga harus tahu tentang penggunaan steroid oral saat serangan terjadi. Jika serangan ringan, dia bisa menangani dulu penyakitnya dengan meminum obat atau menggunakan obat inhalasi.
"Jika tidak ada perubahan langsung, datang ke rumah sakit, karena kalau semakin lama, semakin berat, semakin sulit penatalaksanaanya," tutur Dicky.
Asma merupakan peradangan di saluran napas yang kronik, ditandai adanya mengi, napas pendek-pendek dan batuk.
Laman Medical Xpress mencatat, meskipun sering bisa ditangani dengan obat-obatan, asma dapat menyebabkan masalah yang berkelanjutan dan ada risiko serangan asma yang parah hingga mengancam jiwa penderitanya.
Para pasien sebaiknya tetap aktif berolahraga dan menjaga kesehatan mereka, sekaligus menerapkan aturan kesehatan, seperti rajin mencuci tangan, menjaga jarak, tetap di rumah dan menggunakan alat pelindung diri.
Baca juga: Lipatan seputar mata terkadang bukan semata kantong mata
Baca juga: Cegah kanker hingga mengobati asma adalah manfaat bayam merah
Baca juga: 8 manfaat lengkuas, dari cegah kanker hingga mengontrol asma
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020