• Beranda
  • Berita
  • China peringatkan warganya di Kazakhstan tentang pneumonia mematikan

China peringatkan warganya di Kazakhstan tentang pneumonia mematikan

10 Juli 2020 15:29 WIB
China peringatkan warganya di Kazakhstan tentang pneumonia mematikan
Ilustrari - Pneumonia (ANTARA/HO-PPIT Wuhan/mii)
Kedutaan Besar China di Kazakhstan memperingatkan warganya untuk mengambil langkah pencegahan terhadap wabah pneumonia di negara tersebut, dengan mengatakan bahwa pneumonia itu lebih mematikan daripada COVID-19.

Melalui pernyataan di akun resmi WeChat pihak Kedubes China mengatakan pada Kamis sore bahwa terdapat "peningkatan signifikan" kasus pneumonia di sejumlah kota di Kazakhstan, seperti Atyrau, Aktobe dan Shymkent, sejak pertengahan Juni.

Pneumonia di Kazakhstan telah menelan 1.772 korban jiwa dalam paruh pertama 2020, dengan 628 kematian hanya pada Juni, termasuk warga China, menurut kedubes.

"Tingkat kematian pneumonia tersebut jauh lebih tinggi ketimbang pneumonia yang disebabkan oleh virus corona baru," katanya.

Masih belum diketahui pasti apakah pneumonia  itu disebabkan oleh virus yang terkait virus corona atau oleh jenis virus yang berbeda. Kedubes China mengatakan Kementerian Kesehatan dan lembaga kesehatan lainnya di Kazakhstan kini sedang melakukan "studi perbandingan", namun belum mendapat kesimpulan.

Baca juga: Afrika Selatan gelar tes untuk membendung wabah flu babi

Baca juga: Filipina deteksi wabah flu burung H5N6 di peternakan puyuh

Baca juga: Cegah wabah flu burung, Vietnam musnahkan ratusan ribu burung


Menurut laporan Kantor Berita Kazinform, Selasa, bahwa jumlah kasus pneumonia "melonjak 2,2 kali lipat pada Juni dibanding pada periode yang sama 2019."

Global Times, tabloid yang dijalankan oleh People's Daily China, memberitakan bahwa Kementerian Kesehatan Kazakhstan "tidak merespons pertanyaan seputar peringatan yang dikeluarkan oleh Kedubes China."

Kazakhstan hingga kini mencatat lebih dari 50.000 kasus terkonfirmasi COVID-19, termasuk 264 kematian. Menurut Kazinform, jumlah kasus harian meningkat hingga mencatat rekor 1.962 kasus pada Kamis.

Sumber: Reuters

Baca juga: Virus lebih ganas daripada Wuhan, Beijing perpanjang karantina 28 hari

Baca juga: WHO sebut dua warga terinfeksi wabah Ebola baru di Kongo

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2020