Pebalap 20 tahun dari tim McLaren itu menjadi pebalap Inggris termuda yang mengklaim podium akhir pekan lalu ketika ia finis P3 di seri pembuka di Austria.
Di sirkuit yang sama, ia mendapati rasa nyeri tak tertahankan yang membatasi pergerakannya ketika membalap dan Norris mengaku terlalu takut menginjak pedal rem karena rasa sakit yang ia rasakan.
Baca juga: Verstappen puncaki FP2 Grand Prix Styria, Ricciardo kecelakaan
Baca juga: FIA peringatkan Ferrari menyusul pelanggaran protokol COVID-19
"Aku tak tahun di mana, di dadaku atau di mana," kata Norris seperti dikutip laman resmi F1.
Norris harus meminum obat peredam rasa sakit dan berkonsultasi ke spesialis untuk turun di sesi latihan bebas tersebut di mana ia finis peringkat delapan tercepat di sesi kedua, terpaut 0,881 detik dari pebalap Red Bull Max Verstappen yang memuncaki FP2.
"Aku menginjak rem dan ketika kompresi, (sakit) itu menjadi terasa sekali, jadi aku terlalu takut mengerem di mana saja, yang tidak ideal di sini.
"Ini sangat membuat frustrasi. Aku tak merasa percaya diri dengan mobil ketika harus mendorongnya dan sebagainya, jadi semoga aku bisa pulih dan siap untuk sesi selanjutnya," kata dia.
Setelah FP2 usai, Norris diganjar penalti mundur tiga posisi grid karena kedapatan gagal melambat ketika bendera kuning dikibarkan.
Soal kecepatan, Norris mengakui jika tim Racing Point akhir pekan ini lebih cepat dari pekan lalu, khususnya Sergio Perez, yang sempat memuncaki catatan waktu di FP1 dengan mobil merah jambunya.
"Racing Point sangat cepat hari ini... hari ini kita melihat kurang lebih representasi apa yang bisa mereka raih. Tapi di saat yang sama ini juga bukan hari-hari terbaik kami dan aku lebih lambat dari Carlos (Sainz) jadi aku bisa saja lebih baik jika berada di kondisi yang prima.
Baca juga: Pintu Red Bull tertutup untuk Vettel
Baca juga: Tak ada tempat juga untuk Vettel di Racing Point
Baca juga: F1 resmi masukkan Sirkuit Mugello dan Sochi di revisi kalender 2020
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2020