Reaksi alergi terjadi ketika tubuh Anda salah mengartikan sesuatu yang tidak berbahaya (dalam hal ini, durian) sebagai hal berbahaya dan bereaksi berlebihan untuk menangkisnya, mengakibatkan gejala klasik seperti ruam tubuh, pilek, diare, muntah, sesak napas.
Tubuh Anda mungkin pernah bereaksi seperti itu terhadap durian, tetapi reaksinya yang sangat ringan, sehingga tak Anda rasakan.
Baca juga: Durian dan nangka komponen baterai mobil listrik masa depan?
Baca juga: Bedanya intolerasi dan alergi makanan
Tetapi seiring waktu dan dengan paparan alergen yang sama berikutnya, tubuh menjadi peka dan bereaksi bahkan ketika terkena sejumlah kecil itu, menurut Loh.
Lalu, apa yang terkadang dalam durian sehingga menyebabkan alergi?
Ahli gizi dan pendiri Aptima Nutrition & Sports Consultants, Jaclyn Reutens, mengatakan, kemungkinan kandungan sulfur dalam durian. Ada individu yang alergi terhadap sulfur.
"Selain senyawa sulfur, saya tidak melihat komponen lain dalam durian yang mungkin memicu reaksi apa pun," kata dia.
Amankah mengonsumsi antihistamin demi cegah alergi? Loh tidak menyarankannya. Menurut dia, tidak bijaksana meminum antihistamin untuk mencegah alergi durian terjadi.
"Jika seseorang memiliki riwayat reaksi alergi parah terhadap durian, itu (antihistamin) tidak dianjurkan. Tidak ada cara untuk memprediksi bagaimana reaksi alergi berikutnya akan terjadi, terutama ketika ada potensi reaksi alergi yang mengancam jiwa," demikian tutur Loh.
Baca juga: Makanan ini kurangi risiko asma dan alergi pada anak-anak
Baca juga: Hewan peliharaan juga bisa alergi makanan
Baca juga: Sasaran "bullying" kadang anak alergi atau gendut
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020