"Sudah beberapa bulan terakhir sejak pandemi COVID-19 tidak ada kegiatan otomotif, mungkin ada teman-teman yang tidak ada pemasukan maka kita membantu, tapi jangan dilihat jumlahnya," katanya.
Juliari, yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum IMI selama dua periode, mengatakan bahwa bantuan serupa juga sudah diberikan kepada pekerja otomotif yang terdampak pandemi di Jawa Barat.
Dia berharap IMI selanjutnya lebih banyak terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial dan mendukung pelaksanaan program-program pemerintah, termasuk di antaranya dalam penyaluran bantuan bagi warga yang terdampak COVID-19.
Ketua IMI Pusat Sadikin Aksa mengatakan setiap tahun ada sekitar 1.800 kegiatan otomotif yang mempekerjakan sampai 10.000 orang lebih.
"Tahun ini baru kita lakukan dua kejurnas yaitu pada Januari dan Februari, lalu berhenti karena COVID-19. Banyak yang terkena dampak, seperti para mekanik yang membantu pembalap dan para pembuat kegiatan itu tidak ada pemasukan sama sekali," katanya.
Dia menyatakan bahwa organisasinya siap membantu pemerintah menyalurkan bantuan.
"Kami punya 2.000 klub dan minimal satu klub ada 15 anggota. Banyak yang beranggapan IMI hanya balapan saja, tapi kita punya banyak klub yang peduli dengan kegiatan sosial," katanya.
Baca juga:
Kemensos mulai cairkan BST tahap III ke 99.575 KPM di Bandung
Ribuan bansos sembako disalurkan ke pekerja seni dan film
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020