Namun, produksi massal lensa dan produk masih satu hingga dua tahun ke depan, menurut laporan The Information, dikutip dari Phone Arena, Minggu.
Lensa AR membuat ilusi kedalaman dengan menggunakan gambar stereoskopik, teknologi yang sama dengan yang digunakan oleh perangkat AR/VR lain milik Magic Leap, Microsoft dan Facebook.
Baca juga: Google akuisisi perusahaan kacamata AR
Baca juga: Apple mulai memproduksi kacamata pintar
Lensa tersebut dikatakan sulit untuk diproduksi karena terdiri dari beberapa lapisan bahan sintetis tipis. Setiap lapisan dapat tergores, rentan terhadap gelembung dan mudah meninggalkan bekas. Sehingga, lensa tersebut harus diproduksi di ruang bersih yang bebas debu.
Mirip dengan kacamata 3D yang digunakan oleh bioskop, lensa menyatukan dua gambar dari subjek yang sama dari dua sudut yang sedikit berbeda. Pada beberapa smartphone menggunakan teknik yang sama untuk memberi pengguna gambar 3D tanpa menggunakan kacamata khusus. Salah satu contoh adalah HTC EVO 3D 2011.
Banyak yang percaya bahwa Cook benar tentang potensi AR dan bahwa perangkat seperti Apple Glass akan menjadi produk konsumen yang besar. Pada 2017, analis Gene Munster mengatakan bahwa Apple Glass (kemudian dikabarkan bernama Apple Glasses) akan lebih besar dari iPhone.
Sumber yang dikutip oleh The Information mengungkapkan bahwa Foxconn telah mengerjakan lensa tersebut selama tiga tahun terakhir, dan saat ini mengembangkannya pada satu jalur produksi. Pabrik tempat lensa tersebut dibuat terletak di barat daya China, tempat sebagian besar unit iPad diproduksi.
Baca juga: Facebook gandeng Ray-Ban garap kacamata pintar
Baca juga: Tencent buat kacamata pintar mirip Snapchat Spectacles
Baca juga: Intel perkenalkan kacamata pintar Vaunt
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020