Obat yang juga digunakan untuk mengobati penyakit kulit psoriasis itu disetujui penggunaannya di India oleh Drug Controller General of India (DCGI).
"Uji coba acak pada satu kelompok yang diteliti mengindikasikan bahwa seluruh pasien yang diobati dengan Itolizumab memberikan respons yang positif dan pulih," kata Kiran Mazumdar-Shaw, pemimpin perusahaan.
Kelompok lainnya yang tidak menerima Itolizumab sayangnya berujung pada kematian, katanya.
Ia menambahkan bahwa obat "kelas satu" tersebut akan menyelamatkan nyawa sekaligus membantu mengurangi tingkat kematian di India.
Studi klinis pada penggunaan Itolizumab sedang diamati secara cermat saat negara-negara di dunia sedang berlomba menemukan pengobatan untuk penyakit virus corona jenis baru (COVID-19), yang di India menginfeksi 820.000 orang lebih dan menyebabkan lebih dari 22.000 orang meninggal.
India mengonfirmasi 27.114 kasus COVID-19 dalam 24 jam terakhir. Negara Asia Selatan itu menjadi wabah terparah ketiga di dunia, setelah Amerika Serikat dan Brazil.
DGCI awal Juli ini memberikan lampu hijau bagi perusahaan farmasi Zydus Cadila untuk memulai tahap awal dan tahap dua uji klinis calon vaksin COVID-19 pada manusia. COVAXIN buatan Bharat Biotech, yang berbasis di Hyderabad, juga mendapatkan restu untuk melakukan uji coba.
Sumber: Reuters
Baca juga: Dua pekan lagi WHO dapatkan hasil awal uji coba obat COVID-19
Baca juga: Obat HIV ternyata tak ada khasiatnya bagi pasien COVID-19
Baca juga: Singapura perbolehkan obat remdesivir untuk pasien COVID-19 parah
WHO hentikan obat malaria pada uji coba penanganan COVID-19
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020