"Warga AS bisa saja ditahan tanpa mendapat layanan konsuler AS atau informasi mengenai dugaan kejahatan mereka," kata Departemen Luar Negeri melalui peringatan keamanan, yang dikeluarkan bagi warga negaranya di China.
Dalam peringatan, disebutkan pula bahwa warga AS mungkin menghadapi "interogasi yang berlarut-larut dan penahanan yang lama" terkait keamanan negara.
"Personel keamanan mungkin menahan dan/atau mendeportasi warga AS karena mengirim pesan elektronik pribadi yang kritis mengenai pemerintah China," lanjut Deplu, tanpa menyebutkan contoh spesifik. Departemen juga tidak menyebutkan apa yang menjadi pemicu hingga peringatan tersebut dikeluarkan.
Peringatan keamanan tersebut muncul saat hubungan bilateral antara AS dan China semakin panas terkait berbagai isu, mulai dari pandemi COVID-19, perdagangan, undang-undang keamanan Hong Kong, hingga tuduhan pelanggaran HAM terhadap Muslim Uighur di kawasan Xinjiang.
Sebagai sorotan pada konflik panas di antara keduanya, Washington dan Beijing baru saja saling mengeluarkan kebijakan larangan visa bagi para pejabat.
Kementerian Luar Negeri China belum dapat dihubungi untuk dimintai komentar di luar jam kerja pada Sabtu.
Beijing pada Rabu (8/7) menyebut peringatan serupa, yang dikeluarkan oleh Australia soal risiko penahanan sewenang-wenang di China, "benar-benar konyol dan disinformasi."
Sumber: Reuters
Baca juga: Penasihat perdagangan AS sebut perjanjian perdagangan China "berakhir"
Baca juga: Kapal induk AS gelar latihan di Laut China Selatan di depan mata China
Baca juga: China hentikan impor daging dari Amerika dan Eropa
Pemerintah Benahi Kesulitan WNI di Hong Kong
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020