Dia, seperti dilansir Livescience suatu hari mengunjungi bank. Sesuai anjuran pakar kesehatan selama pandemi COVID-19, dia membersihkan tangan menggunakan hand sanitizer, lalu mengalami reaksi alergi yakni kulitnya memerah, mual, dan gelisah.
Pria itu lalu dilarikan ke ruang gawat darurat. Dokter mengatakan dia memiliki detak jantung yang cepat, bersama dengan munculnya kemerahan di dada dan wajahnya.
Baca juga: Sebaiknya tak gunakan hand sanitizer saat akan membersihkan mobil
Baca juga: Pakar: Berlebihan pakai cairan pembersih tangan bisa sebabkan iritasi
Setelah ditelusuri, si pria selama tiga tahun meminum disulfiram untuk mengobati penyalahgunaan alkohol yang menyebabkan efek seperti mabuk - termasuk kemerahan, sakit kepala, mual, muntah, dan detak jantung yang cepat.
Obat itu menyebabkan efek samping sekitar satu jam demi mencegah orang kembali minum alkohol.
Orang yang memakai disulfiram diperingatkan untuk tidak menggunakan produk yang mengandung alkohol, seperti beberapa saus, cuka, sirup obat batuk, karena paparan bahkan walau hanya sejumlah kecil alkohol dapat memicu reaksi,
Pembersih tangan biasanya mengandung 60-70 persen alkohol, dan juga harus dihindari, menurut National Alliance on Mental Illness.
Dalam kasus pria itu, dokter akhirnya memberinya antihistamin, vitamin C yang merupakan beberapa perawatan pendukung yang direkomendasikan untuk reaksi disulfiram-alkohol.
Setelah sejam perawatan, gejala alergi pada pria itu sembuh dan dia diperbolehkan keluar rumah sakit. Dia lalu diperingatkan untuk tidak menggunakan pembersih atau berhenti menggunakan disulfiram.
Sebuah studi baru-baru ini dalam jurnal Alcohol and Alcoholism mengungkapkan, menghirup uap alkohol dari pembersih tangan, daripada penyerapan alkohol melalui kulit, tampaknya menjadi cara utama alkohol dalam pembersih tangan mencapai aliran darah.
Baca juga: Sudahkah Anda gunakan "hand sanitizer" secara efektif?
Baca juga: Alasan jangan tinggalkan hand sanitizer dalam mobil
Baca juga: Siap memasuki era normal baru, ini yang harus ada di tas
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020