• Beranda
  • Berita
  • Al-Houthi Yaman setuju beri PBB akses ke tanker Safer

Al-Houthi Yaman setuju beri PBB akses ke tanker Safer

12 Juli 2020 19:19 WIB
Al-Houthi Yaman setuju beri PBB akses ke tanker Safer
Para pendukung gerakan Houthi di Sanaa, Yaman, Selasa (26/3/2019), meneriakkan slogan saat menghadiri aksi memperingati empat tahun intervensi militer pimpinan Saudi pada perang Yaman. ANTARA FOTO/REUTERS/Khaled Abdullah/djo
Kelompok al-Houthi Yaman memberi PBB akses ke tanker minyak terbengkalai, yang berisiko menyebabkan bencana lingkungan di lepas pantai Yaman, kata dua sumber PBB yang mengetahui masalah tersebut.

PBB awal pekan ini mengatakan pihaknya sangat prihatin setelah air merendam ruang mesin tanker Safer, yang mengangkut 1,1 juta barel minyak mentah dan terdampar di terminal minyak Laut Merah Ras Issa selama lima tahun.

Sumber itu mengungkapkan bahwa kelompok al-Houthi dukungan Iran, yang mengendalikan pelabuhan tersebut, mengirim surat persetujuan pengerahan tim teknisi PBB ke kapal tangki itu.

PBB juga sedang mendiskusikan dengan pihak-pihak bertikai Yaman seputar penjualan minyak mentah dan pembagian hasil penjualan antara pemerintah Yaman dukungan Saudi dan kelompok al-Houthi, yang menggulingkan kekuasaan pemerintah dari Ibu Kota Sanaa pada akhir 2014.

Dewan Keamanan PBB dijadwalkan menggelar pertemuan pada Rabu guna membahas isu tanker Safer, yang menjadi kemelut dalam perdebatan soal kontrol pelabuhan dan pendapatan penjualan minyak.

Produksi minyak Yaman jatuh sejak koalisi pimpinan Saudi mengintervensi Yaman pada Maret 2015 melawan al-Houthi, yang mengendalikan Sanaa dan sebagian besar pusat kota termasuk pelabuhan Hudaidah di Laut Merah. Pemerintah dukungan Saudi menguasai wilayah selatan dan timur, tempat ladang migas Yaman berada.

Perang Yaman sejauh ini menewaskan lebih dari 100.000 orang dan menyebabkan apa yang digambarkan PBB sebagai krisis kemanusiaan terparah di dunia.

PBB baru-baru ini menggelar pembicaraan virtual dengan para pihak terkait untuk menyetujui gencatan senjata permanen dan langkah membangun kepercayaan untuk memulai kembali perundingan damai. Namun, diskusi tersebut dipersulit dengan lonjakan kekerasan sejak akhir Mei, ketika gencatan senjata sementara terkait COVID-19 berakhir.

Sumber: Reuters

Baca juga: PBB: kurangnya dana bahayakan bantuan di Yaman saat pandemi

Baca juga: Gerilyawan Al-Houthi mundur dari beberapa pelabuhan Yaman

Baca juga: UNICEF: Anak kurang gizi di Yaman kemungkinan naik jadi 2,4 juta


 

Indonesia Sampaikan Pesan Politik Soal Yaman

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020