Menurut Kepala Seksi (Kasi) Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Depok, Elin Herlina, di Depok Rabu, penelitian mengenai kesehatan depot air minum itu dilakukan melalui uji bakteriologi, kimia, dan fisika terhadap 40 depot di Depok pada Agustus.
"Ketiga belas air depot itu hanya lolos uji fisika," katanya.
Depot yang lolos pengujian bakteriologi seharusnya kadar bakterinya 0 persen, yang lolos dan memenuhi persyaratan layak minum fisika diuji dari tingkat suhu, bau, rasa, kekeruhan, dan total padatan terlarut.
Sementara, dari pengujian kimia, kadar timbal tidak boleh lebih dari 0,01 mg/liter dan kadar katmium tidak boleh lebih dari 0,003 mg/liter.
Hasil uji bakteriologi, ketiga belas depot air minum tersebut mengandung bakteri ecoli sebesar 10 persen dan bakteri coliform sebesar 22,5 persen.
Sementara dari hasil uji kimia, ketiga belas depot air minum yang tidak memenuhi syarat layak minum mengandung timbal dan katmium dari batas normal.
Menurut dia, kandungan bakteri, kimia, dan fisika yang mencemari air minum terjadi diantara proses penyaringan airnya yang tidak bersih, dan peralatan yang tidak terawat.
Dampaknya menurut dia, dapat menghambat fungsi kognitif pada anak, pertumbuhan tinggi yang terganggu, gangguan pendengaran, dan intelegensia.
Ia mengharapkan para pemilik depot air minum ini secara rutin merawat peralatan penyaringan dan kebersihan proses penyaringan, untuk menjaga air minum menjadi layak dikonsumsi.
(*)
Pewarta: surya
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009