"Persediaan hewan kurban untuk masyarakat di Kota Pekanbaru, masih mencukupi sedangkan harga jualnya masing-masing tergantung pedagang," kata Kepala Bidang Distakan Kota Pekanbaru, Herlandria dalam keterangannya di Pekanbaru, Senin.
Menurut Herlandria, ketersediaan hewan kurban yang dipersiapkan itu masih berdasarkan jumlah permintaan hewan kurban pada tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi diperkirakan permintaan masyarakat akan turun dibandingkan tahun lalu.
Pandemi COVID-19 diyakini cukup berdampak pada pendapatan ekonomi masyarakat. "Kita tidak yakin permintaan akan tetap, karena pandemi COVID-19, dan diperkirakan permintaan hewan kurban akan turun antara dua hingga tiga persen," katanya.
Baca juga: Presiden Jokowi kurban sapi "limosin" 1 ton di Pekanbaru
Baca juga: Warga Kota Pekanbaru takbir keliling di tengah kabut asap
Berdasarkan Al Quran, qurban bermakna bahwa secara fisik adalah menyembelih binatang yang hendak dikurbankan, tetapi secara non fisik adalah menyembelih sifat-sifat kebinatangan yang melekat pada setiap diri yang berkurban, seperti sifat serakah, mau menang sendiri, menindas yang lemah, dsb.
Sifat-sifat kebinatangan tersebut, secara simbolis disembelih oleh orang yang berkurban, sehingga sifat tersebut terlepas dan dilepaskan dari diri yang berkurban. Dengan demikian, lahir diri baru, individu baru, dan bahkan masyarakat baru, yang bersih dari sifat-sifat kebinatangan.
Selain itu berkurban juga bermakna membangun kepedulian sesama melalui kurban supaya daging kurban juga bisa diberikan untuk warga yang beda agama sehingga silaturahim terjalin erat antara sesama agama Islam dan non Islam, artinya hubungan tetap terjalin dengan umat sesama keturunan Nabi Adam AS itu yang kini beragam agama itu.*
Baca juga: Pekanbaru butuh 9.566 ekor hewan kurban
Pewarta: Frislidia
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020