Kepala BPBD Sulteng, Bartholomeus Tandigala di Palu, Senin, membenarkan selama beberapa hari terakhir ada lima daerah di provinsi ini yang dilanda bencana banjir.
Kelima daerah itu adalah Sigi, Morowali Utara, Morowali, Tolitoli dan Parigi Moutong. "Semuanya daerah rawan banjir dan longsor," katanya.
Banjir di Kabupaten Sigi, kata dia, selain menghanyutkan beberapa buah rumah, juga menerjang satu buah rumah sakit milik daerah yakni RSUD Torabelo Sigi.
Baca juga: Sulteng kirim alat berat ke lokasi banjir di Sigi
Baca juga: Enam rumah di Parigi Sulteng hanyut terseret banjir
Selain itu, satu buah jembatan permanen di Desa Watubula, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi nyaris putus. Badan jalan bagian ujung jembatan amblas diterjang banjir serta puluhan lahan pertanian masyarakat di wilayah itu ikut terdampak.
Sementara banjir yang melanda Kabupaten Parigi Moutong pada Ahad (12/7) menghanyutkan puluhan rumah warga Desa Boyongtongo, Kecamatan Parigi Selatan.
Selain bangunan rumah, juga perabot dalam rumah ikut terseret banjir. Lahan pertanian milik petani di wilayah tersebut terendam banjir.
BPBD Kabupaten Parimo, kata Batrholomeus saat terjadi bencana banjir langsung melakukan berbagai upaya tanggap darurat seperti mengevakuasi warga terdampak dan juga mendirikan tenda posko bencana alam di lokasi untuk mendukung berbagai kegiatan di lapangan.
Namun, berdasarkan laporan yang diterimanya, tidak ada koran jiwa dalam semua bencana banjir yang menerpa lima kabupaten di Sulteng itu, kecuali kerugian material yang sampai sekarang ini belum bisa diketahui, karena masih dalam pendataan pihak-pihak terkait di daerah masing-masing.
Bartholomeus mengatakan data banjir di Parimo langsung dikirim oleh BPBD setempat kepada BPBD Provinsi Sulteng.
Makanya, baik rumah yang hanyut, rusak maupun terancam serta kerugian sementara akibat banjir sudah bisa diketahui.
"Datanya sudah kami terima. Yang lainnya belum," ujar Bartholomeus tanpa merincinya.
Berdasarkan data yang dihimpun ANTARA, banjir bandang terbesar di Kabupaten Parigi Moutong pernah terjadi pada 25 Agustus 2012 mengakibatkan dua orang korban meninggal dunia tertimbun lumpur.
Berikutnya, sejumlah infrastruktur, jalan, jembatan,telekomunikasi, listrik dan irigasi di wilayah Kecamatan Parigi Selatan rusak parah.
Saat banjir itu, tercatat sekitar 1.000 hektare lahan pertanian padi sawah gagal panen karena terendam banjir bandang selama beberapa hari.
Bencana banjir bandang juga sempat memutuskan sebuah jembatan sepanjang sekitar 30 meter poros jalan Trans Sulawesi tepatnya di Desa Boyantongo,Kecamatan Parigi Selatan selama beberapa hari jalan putus total.*
Baca juga: BPBD Sulteng harap pemkab lebih tanggap hadapi cuaca ekstrem
Baca juga: ACT: Penyintas banjir Sigi Biromaru butuh pakaian dan selimut
Pewarta: Anas Masa
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020