PT Pertamina Gas (Pertagas) mengapresiasi warga binaan BUMN ini di Desa Penatarsewu Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, yang berinisiatif membentuk satgas pencegahan COVID-19.Warga Kampung Ikan Asap ini menjadi contoh bahwa di tengah bencana
Manager Communication Relations dan CSR PT Pertamina Gas Zainal Abidin mengatakan meski desa yang terkenal dengan julukan Kampung Ikan Asap itu merupakan bagian dari korban pandemi, namun di sisi lain mereka bergotong-royong dan menjadi bagian dari solusi terhadap masalah yang ada.
"Warga Kampung Ikan Asap ini menjadi contoh bahwa di tengah bencana, masyarakat yang biasanya identik menjadi objek mampu menjadi subjek yang menyelesaikan masalah yang ada,” ujar Zainal Abidin dalam siaran persnya di Jakarta, Senin.
Menurut Zainal, Pertagas dalam beberapa hal tetap melakukan intervensi dalam menyelesaikan masalah di desa binaan perusahaan terafiliasi PT Perusahaan Gas Negara Tbk dan PT Pertamina ini. Salah satunya, mendampingi kelompok Resto Apung selepas Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSSBB) mengubah konsep restoran menjadi dapur umum sehingga mampu memberikan kontribusi bagi pendapatan warga.
"Karena Pertagas punya pengalaman menyusun protokol pencegahan COVID-19 di perusahaan, kami tularkan ilmu tersebut untuk kelompok di resto maupun di pengasap ikan agar bisa diterapkan oleh mereka,” katanya.
Kepala Desa Penatarsewu, Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Cholik mengatakan selain berupaya menanggulangi penyebaran COVID-19, keberadaan satgas juga ikut mengantisipasi dan mengatasi dampak yang ditimbulkan dari adanya pandemi.
Baca juga: Kelompok binaan Pertagas produksi masker untuk cegah COVID-19
Baca juga: Ajak peduli lingkungan, Pertagas tanam 150 bibit pohon di Sidoarjo
Menurut Cholik, desanya telah menerapkan konsep Kampung Tangguh Semeru sejak 26 Mei 2020. Selain aktif melakukan kegiatan sosialisasi keliling terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), anggota satgas juga diberikan kewenangan untuk intervensi kepada warga yang tidak patuh terhadap PHBS. Salah satu fungsi satgas di Kampung Tangguh adalah sebagai satgas wani ngandani atau berani memperingatkan. “Kalau yang tidak pakai masker saat beraktivitas di luar rumah, satgas nanti akan langsung menegur,” ujarnya.
Selain satgas wani ngandani, fungsi satgas yang lain adalah satgas wani jogo (berani menjaga), satgas wani sehat, dan satgas wani sejahtera (berani sejahtera).
Choliq menuturkan bahwa upaya menjaga Kampung Ikan Asap dari penyebaran COVID-19 juga dilakukan lewat satgas wani jogo. Petugas di tingkat RT dan RW aktif menjaga akses keluar masuk desa. Di pintu gerbang masuk desa, mencuci tangan dengan sabun dari wasfatel portable menjadi syarat yang harus dilakukan.
“Kami juga aktif melakukan pengecekan suhu tubuh warga yang keluar masuk dan secara selektif menanyakan kepentingan kunjungan warga lain ke desa,” katanya.
Selama penerapan PSBB hingga saat ini, pihak desa juga memutuskan untuk menutup layanan makan di tempat di Resto Apung Seba yang menjadi ikon desa ini. Didampingi oleh PT Pertamina Gas (Pertagas), Resto Apung Seba mengubah konsep resto seba menjadi dapur umum. Selain menyediakan makanan untuk anggota satgas dan paramedis, mereka juga menerima pesanan katering dari perusahaan setempat serta membuka layanan pesanan melalui daring.
Konsep Kampung Tangguh di Kampung Ikan Asap ini menjadi salah satu bentuk sinergi masyarakat dan pelaku usaha bahu-membahu menghadapi pandemi. Choliq bersyukur, upaya sinergi dengan seluruh warga dan pemangku kepentingan termasuk dengan Pertagas hingga saat ini cukup berhasil mengantisipasi dampak kesehatan, sosial, maupun ekonomi di desanya.
Baca juga: Pertagas salurkan 1.835 paket bantuan warga terdampak COVID-19
Baca juga: Kelompok binaan Pertagas di Musi Banyuasin jadi relawan COVID-19
Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020