Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) Lutfi Rauf MA mengatakan bahwa ASEAN terus menjalin kolaborasi dengan negara-negara mitra di kawasan yang telah berhasil mengendalikan pandemi untuk menanggulangi serta mencegah penyebaran lebih lanjut COVID-19.negara-negara ASEAN menerapkan berbagai kebijakan yang beragam
"Di antara dukungan negara-negara mitra kepada ASEAN, meliputi komitmen tukar-menukar informasi dan 'best practices', 'clinical treatment', penanganan COVID-19, pembentukan ASEAN Plus Three Reserve of Essential Medical Supplies, serta kerja sama riset epidemiologi," kata Lutfi, saat membuka webinar tentang "ASEAN Menyongsong New Normal: Kontribusi dan Inovasi Perguruan Tinggi", di Jember, Senin.
Indonesia dan ASEAN, kata dia, telah mengambil langkah-langkah inisiatif untuk mendorong kolaborasi dan koordinasi guna menanggulangi pandemik COVID-19.
Pada KTT Special ASEAN Summit mengenai COVID-19 pada 14 April 2020 telah berhasil disepakati "Declaration of the Special ASEAN Summit on COVID-19" yang memuat tujuh kesepakatan di antaranya kerja sama saling tukar informasi dan "best practices" penanggulangan COVID-19, perlindungan warga negara ASEAN.
Tak lupa, pentingnya pendekatan komprehensif dan multisektor yang terkoordinasi, serta pembentukan ASEAN COVID-19 Response Fund. Komitmen ini kembali diperkuat oleh Leaders ASEAN pada KTT ASEAN ke-36 pada 26 Juni 2020.
"Guna menanggulangi serta mencegah penyebaran lebih lanjut COVID-19, negara-negara ASEAN menerapkan berbagai kebijakan yang beragam dalam upaya mencegah dan memitigasi penyebaran pandemi dan sekaligus mengatasi dampak sosial ekonomi agar tidak terus membesar," kata Lutfi.
Lutfi juga mengajak perguruan-perguruan tinggi di Indonesia untuk terus berinovasi melalui pendekatan "pentahelix" dengan memprioritaskan penggunaan konteks lokal, kearifan lokal, sumber daya lokal sesuai dengan jiwa gotong royong dalam mencegah dan mengatasi bencana, termasuk pandemi COVID-19.
"Perguruan tinggi kita telah terbukti mampu menciptakan inovasi dan penemuan baru yang dapat mendukung upaya penanggulangan COVID-19, baik di tingkat nasional dan kawasan melalui jejaring riset perguruan tinggi di ASEAN,” ujarnya pula.
Baca juga: DPD: Indonesia harus waspadai perkembangan di kawasan Asia-Pasifik
Rektor Universitas Jember Iwan Taruna mengatakan bahwa pandemi COVID-19 telah berdampak kepada segala aspek kehidupan di setiap negara, termasuk Indonesia yang sudah terasa pada bidang pendidikan, dengan banyaknya universitas dan sekolah yang mengubah sistem pendidikan dari luring menjadi daring.
"Kemudian di ekonomi, kita sudah melihat juga dampaknya, setiap negara juga sudah mulai menghitung bagaimana dampak pandemis dari COVID-19 ini. Kemudian di budaya juga demikian, kita sekarang harus tidak boleh salaman, biasanya kita berangkulan, pakai masker, pakai 'hand sanitizer'," kata Iwan.
Mengingat belum ditemukannya vaksin COVID-19, Iwan mengatakan perlu dilakukan berbagai tindakan untuk menyongsong normal baru.
"Saya sebagai Rektor Universitas Jember, sebagai lembaga pendidikan, dalam kesempatan ini siap untuk dilibatkan mengingat UNEJ dengan produk HI-nya yang sudah tidak diragukan lagi reputasinya,” katanya lagi.
Webinar yang dimoderatori oleh Asisten Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama ASEAN Abdullah Zulkifli tersebut diikuti oleh sekitar 1.700 peserta daring yang berasal dari kampus-kampus di Indonesia maupun luar negeri.
Webinar juga diisi oleh beberapa narasumber, di antaranya adalah Ketua Pusat Studi ASEAN UNEJ Puji Wahono, Sekretaris III LP2M UNEJ Khairul Anam, Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI-Thailand Mustari, Direktur Kerja Sama Eksternal ASEAN Kemenlu Carolina Tinangon, dan Ketua Asosiasi Ilmu Politik Indonesia Cabang Jember Abubakar Eby Hara.
Baca juga: Indonesia dorong kerjasama kawasan untuk pemulihan pascapandemi
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020