• Beranda
  • Berita
  • Polda Jambi galakkan edukasi pencegahan karhutla

Polda Jambi galakkan edukasi pencegahan karhutla

14 Juli 2020 09:15 WIB
Polda Jambi galakkan edukasi pencegahan karhutla
Kapolda Jambi, Irjen Pol Firman Shatyabudi saat memerika pasukan Satgas Karhutla yang saat apel gelar pasukan bersama di lahan PT WKS, Jambi (7/6/2020). ANTARA/Nanang Mairiadi/aa.

Salah satunya dilakukan lewat Program 'Gerakan Bersama Pengolahan Limbah Lahan Menjadi Pupuk Kompos' (Gas Poll)

Kepolisian Daerah (Polda) Jambi dan jajaran terus menggalakkan edukasi kepada masyarakat tentang pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), seperti tidak membuka lahan atau kebun dengan cara membakar karena bisa menjadi ancaman terjadi karhutla di Provinsi Jambi.

"Untuk mengantisipasi terjadi karhutla, polisi terus menggalakkan edukasi ke masyarakat agar tidak membuka lahan atau kebun dengan cara membakar dan bentuk edukasi yang disampaikan, salah satunya dilakukan lewat Program 'Gerakan Bersama Pengolahan Limbah Lahan Menjadi Pupuk Kompos' (Gas Poll) yang digagas Polres Tanjung Jabung Barat," kata Kabid Humas Polda Jambi Kombes Pol Kuswahyudi Tresnadi, di Jambi, Selasa.
Baca juga: Untuk cegah karhutla, Pangdam minta Sumsel-Jambi selalu koordinasi


Program Gas Poll yang digagas Polres Tanjung Jabung Barat bertujuan untuk mencegah karhutla pada tahun 2020. Program ini ditujukan kepada masyarakat dalam rangka mencegah terjadinya karhutla, sehingga tidak terulang lagi di Jambi pada tahun ini. Edukasi program ini juga sudah disosialisasikan ke desa-desa.

Inovasi program pencegahan karhutla ini, juga merupakan wujud dukungan moral dari Polri kepada kelompok tani dan masyarakat desa, agar memanfaatkan limbah lahan guna meningkatkan kesejahteraan mereka lewat program ini khususnya bagi masyarakat di Tanjung Jabung Barat.

Anggota polisi memberikan edukasi mengenai pembuatan pupuk kompos, termasuk bahan dasar yang digunakan untuk pengolahan limbah lahan dari rumput menjadi pupuk kompos.

Adapun bahan dasar yang digunakan pada pengolahan limbah lahan menjadi pupuk kompos, yakni limbah tanaman seperti rumput kering hasil tebasan, pelepah pinang, pelepah kelapa, dan batang pisang, dolomit, air, dan EM-4 (Effective Microorganism 4).

EM-4 adalah cairan yang berisi campuran beberapa mikroorganisme (bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, actinomicetes, ragi, dan jamur fermentasi) yang bermanfaat dan berguna bagi proses penguraian dan persediaan unsur hara tanah.
Baca juga: Cegah karhutla, KLHK inisiasi TMC di Sumsel dan Jambi


Adapun proses pembuatan pupuk kompos, yakni siapkan lahan dan bahan yang digunakan, kumpulkan sampah hasil tebas lahan dan potong sampah menjadi bagian yang kecil, dan taburkan dolomit di atas limbah lahan sesuai takaran dan larutkan EM-4 ke dalam air (dosis 1 llter EM-4 untuk 1 ton bahan baku).

Selanjutnya, letakkan potongan sampah yang sudah disiapkan di atas tanah dengan dibuat tumpukan setinggi 50 cm, kemudian siram dengan larutan campuran EM-4 dan air dengan menggunakan alat penyiram secara merata.

"Terakhir, melapisi bahan baku yang diolah dan ditutup terpal dan ditunggu beberapa hari hingga bisa menjadi pupuk untuk berkebun," kata Kuswahyudi Tresnadi.

Pewarta: Nanang Mairiadi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020