"Iya benar, sejak Sabtu (11/7) RSUD dr Abdoer Rahem sementara tidak melayani OK (kamar operasi) atau kegawatdaruratan kasus bedah, karena seorang dokter bedah terpapar virus corona," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo Akhmad Yulianto di Situbondo, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa dokter bedah yang positif terinfeksi COVID-19 itu, sejak beberapa waktu lalu telah melakukan karantina mandiri, karena tidak mengalami gejala, atau masuk kategori orang tanpa gejala (OTG).
Dokter bedah di rumah sakit milik Pemkab Situbondo itu juga telah melakukan tes usap (swab) kedua dan hasilnya negatif. Saat ini tinggal menunggu hasil tes usap ketiga, apabila hasilnya negatif dapat dinyatakan sembuh.
Baca juga: Karyawan RSUD Situbondo positif COVID-19
Baca juga: Gugus Tugas COVID-19 Situbondo jemput puluhan warga untuk dikarantina
"Pelayanan khusus kegawatdaruratan kasus bedah atau OK, untuk sementara dihentikan hingga Rabu (15/7) atau Kamis (16/7). Saat ini pasien khusus OK dialihkan ke Rumah Sakit Elizabeth," ujarnya.
Sebelumnya, Puskesmas Widoropayung, Kecamatan Besuki, juga terpaksa menghentikan semua aktivitas pelayanan rawat jalan maupun unit gawat darurat (UGD) atau tutup hingga 23 Juli 2020, setelah salah seorang pegawainya dinyatakan positif COVID-19.
"Puskesmas ditutup selama 14 hari untuk mengantisipasi penyebaran virus corona, sedangkan pegawai yang terkonfirmasi positif corona sudah menjalani karantina di Hotel Sidomuncul, kawasan Wisata Bahari Pasir Putih," katanya.
Selain menutup sementara pelayanan di puskesmas itu, kata Yuli, pihaknya juga telah melakukan tes usap terhadap 55 orang pegawai maupun karyawan Puskesmas Widoropayung.
"Semua karyawan juga sudah melakukan tes usap dan tinggal menunggu hasilnya," tuturnya.*
Baca juga: Pasien positif COVID-19 di Situbondo meninggal
Baca juga: Tes cepat dan arus penyeberangan Situbondo-Madura
Pewarta: Masuki M. Astro/Novi Husdinariyanto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020