Industri gula nasional sangat berpeluang menjadi penopang swasembada pangan
Pembangunan proyek strategis pabrik gula nasional oleh PT Barata Indonesia saat ini memasuki tahap uji operasional atau commissioning sesuai target kerja yang telah ditentukan.
Direktur Utama Barata Indonesia Fajar Harry Sampurno dalam informasi tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu, menjelaskan Barata Indonesia memiliki banyak pengalaman dalam pembangunan pabrik khususnya di industri gula skala nasional.
Pabrik gula yang telah menjalani tahap uji operasional tersebut adalah milik PG Asembagus Situbondo (revitalisasi 6.000 ton cane day/TCD) dan PG Rendang Kudus (revitalisasi 4.000 TCD). Selain pabrik gula, Divisi Industri Gula dan Agro PT Barata Indonesia saat ini juga tengah menyelesaikan pre-commissioning pabrik bioetanol berkapasitas 330.000 KL di Gempolkrep, Mojokerto.
“Industri gula nasional sangat berpeluang menjadi penopang swasembada pangan. Penyelesaian pembangunan pabrik gula ini merupakan upaya kami dalam mewujudkannya dan kami berharap hal ini dapat mendorong multiplier effect ekonomi,” kata Harry.
Barata Indonesia melalui Divisi Industri Gula dan Agro, juga sedang menyelesaikan pembangunan pabrik gula di Bombana, Sulawesi Tenggara dengan kapasitas 12.000 TCD.
Barata Indonesia sendiri mampu membangun pabrik gula hingga kapasitas maksimal adalah 15.000 TCD
Fajar Harry berharap bahwa kontribusi Barata Indonesia dalam membangun pabrik gula dapat mendorong swasembada serta tercapainya kemandirian dalam industri manufaktur Indonesia.
Baca juga: PT Barata Indonesia bukukan ekspor Rp133 miliar di masa pandemi
Baca juga: Barata Indonesia dukung percepatan industri gula nasional
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020