"Dengan kelengkapan APD (alat pelindung diri), yang bersangkutan kami jemput pakai ambulan di rumahnya," kata Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Bhayangkara Mataram AKBP dr I Komang Tresna melalui sambungan telepon selulernya, Rabu.
Baca juga: NTB beri perhatian ekstra COVID-19 di Kota Mataram
Dia menjelaskan bahwa selama menjalani perawatan medis sejak Sabtu (11/7) lalu, MR ditempatkan di ruang isolasi pasien suspect COVID-19 yang berada di tenda darurat RS Bhayangkara Mataram.
"Karena ruang isolasi pasien suspect COVID-19 sudah penuh, berisi 26 orang, makanya yang bersangkutan ditempatkan sementara di tenda COVID-19. Mau dirujuk ke tempat lain, sudah tidak bisa, karena penuh semua," ujarnya.
Meskipun ditempatkan di ruang darurat, namun Tresna meyakinkan bahwa petugas medis memberikan perawatan optimal kepada MR. Bahkan penyakit bawaannya, epilepsi turut menjadi perhatian penanganan.
"Jadi yang bersangkutan ini pasien positif COVID-19 dengan status epilepsi. Kami sudah optimal berikan perawatan, rawat COVID-nya, rawat epilepsinya," ucap Tresna.
Baca juga: TNI-Polri NTB siaga di rumah sakit cegah penjemputan jenazah COVID-19
Dengan adanya catatan medis yang demikian, Tresna menduga MR kabur dari ruang darurat penanganan pasien suspect COVID-19, karena dipicu penyakit bawaannya yang kambuh.
"Mungkin karena gangguan itu, 'mood'-nya (suasana hati) tidak bagus, terus merasa diri sudah sembuh, makanya dia kabur," kata dia.
Lebih lanjut, kini MR dikatakan telah kembali ke ruang perawatan dan menjalani "treatment" sesuai protokol penanganan pasien suspect COVID-19 di RS Bhayangkara Mataram.
Baca juga: Kasus positif COVID-19 di NTB tambah 15 jadi 1.260 orang
Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020