"Kita harus melakukan kerja keras untuk mengendalikan virus sekarang," kata Biden kepada anak-anak yang bertanya tentang isu tersebut di sebuah acara dengan 25 donor yang mengumpulkan 3,8 juta dolar AS untuk kampanyenya, Rabu (15/7).
"Tetapi Trump tak mau bekerja keras. Dia ingin sekolah-sekolah dibuka karena dia khawatir jika tidak, itu akan merusak peluangnya untuk kembali terpilih," ujar mantan wakil presiden AS itu.
Sekolah di seluruh negeri menerapkan pendekatan yang hati-hati untuk buka kembali setelah liburan musim panas ketika kasus COVID-19 di AS mencapai hampir 3,5 juta. Para orang tua yang ketakutan berjuang untuk menyeimbangkan tugas antara pekerjaan dan keluarga mereka.
Namun, Trump menuntut agar sekolah dibuka kembali. Sikapnya itu bertentangan dengan pedoman yang ditetapkan oleh para ahli kesehatan masyarakat pemerintah.
Presiden yang didukung Partai Republik itu mengancam akan menghapus dana federal untuk sekolah-sekolah jika tuntutannya tak dipatuhi.
Biden telah memperoleh dukungan dalam jajak pendapat, yang menunjukkan bahwa ia memimpin secara nasional menjelang pemilihan presiden 3 November karena beberapa pemilih menilai buruk respons Trump terhadap pandemi.
Kini, AS menempati posisi pertama di dunia dalam jumlah kasus dan kematian akibat COVID-19.
Biden telah meminta pemerintah federal untuk mengisi kembali kas negara bagian dan lokal yang terkuras untuk menangani virus corona, guna membayar gaji guru.
Dia juga mendesak pendanaan untuk membantu sekolah membeli peralatan pelindung dan membuat perubahan guna mendukung penerapan jarak sosial dan teknologi untuk pembelajaran jarak jauh.
Perwakilan untuk kampanye Trump belum menanggapi permintaan Reuters untuk berkomentar.
Presiden dan para pendukungnya telah merujuk pada kebutuhan pendidikan anak-anak dan ekonomi di dalam desakannya agar sekolah dibuka.
Tetapi, dorongan itu juga merupakan bagian dari strategi pemilihan ulang yang muncul dalam upaya membangun kembali dukungannya yang lemah di kawasan pinggiran AS, menurut orang-orang yang dekat dengan kampanyenya.
Sudah lebih dari 136.000 orang di AS meninggal karena penyakit COVID-19, yang menyerang pernapasan.
Sebuah model kematian yang dikembangkan oleh Institute of Health Metrics and Evaluation (IHME) dari University of Washington memproyeksikan Selasa malam (14/7) bahwa angka kematian akibat COVID-19 di negara itu akan melampaui 224.000 pada Hari Pemilihan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Trump pertama kalinya gunakan masker saat kunjungi faskes militer
Baca juga: Trump akan tandatangani tiga perintah eksekutif turunkan harga obat
Baca juga: Pejabat: AS akan mulai produksi vaksin COVID-19 akhir musim panas
Pengelola sekolah berbasis asrama diminta waspadai penyebaran COVID-19
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020