Terminal Terpadu Pulo Gebang, Jakarta Timur, telah mengganti persyaratan Surat Keluar Masuk (SIKM) penumpang bus umum dengan aplikasi tes "corona likelihood metric" (CLM) pada aplikasi Jakarta Terkini (JAKI).Sejak Selasa (14/7) sudah diganti pakai CLM
"Sejak Selasa (14/7) sudah diganti pakai CLM. Kita sudah tidak pakai lagi SIKM," kata Kepala Terminal Pulo Gebang, Bernard Pasaribu, melalui sambungan telepon di Jakarta, Kamis siang.
Menurut Bernard, aplikasi tersebut dirasa lebih mudah serta praktis digunakan oleh masyarakat yang melakukan perjalanan menggunakan angkutan umum, khususnya bus.
Meski CLM masih dikenal baru di kalangan penumpang bus umum, namun pengelola Terminal Terpadu Pulo Gebang telah memfasilitasi petugas pendamping bagi warga yang membutuhkan.
Proses pengawasan CLM dilakukan petugas terminal di Gedung Mezanin Terminal Terpadu Pulo Gebang yang menjadi zona pemberangkatan dan kedatangan penumpang.
"Aplikasi ini memang baru diterapkan, tapi kita ada petugas pendamping yang siap membantu proses pengajuan CLM," katanya.
Dikatakan Bernard, CLM yang terintegrasi pada aplikasi Jakarta Terkini (JAKI) relatif lebih praktis dari SIKM.
Alasannya, pemohon hanya tinggal mengikuti prosedur survei kesehatan secara digital melalui tahapan yang disediakan.
"Nantinya di akhir survei akan keluar rekomendasi apakah pemohon perlu tes usap tenggorokan atau aman untuk berkendara bus umum," katanya.
Sementara SIKM membutuhkan waktu yang cukup panjang hingga pemohon memperoleh surat izin perjalanan.
Baca juga: SIKM ditiadakan, keluar-masuk Jakarta gunakan penilaian diri
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020