Sebanyak delapan pasien terkonfirmasi COVID-19 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang, karena tidak lagi ditemukan gejala klinis virus berbahaya itu.pasien yang sembuh, banyak dari orang tanpa gejala
"Hari ini delapan orang pasien yang dikarantina sudah sembuh dan diperbolehkan pulang ke rumahnya," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Babel, Mulyono di Pangkalpinang, Kamis.
Ia mengatakan saat ini jumlah pasien positif COVID-19 yang masih menjalani karantina di Rumah Karantina COVID-19 Provinsi Kepulauan Babel sebanyak empat orang dan diharapkan 10 hari ke depannya pasien terpapar virus corona ini sudah sembuh.
"Hasil pemeriksaan kemarin ditemukan tiga orang pasien positif terpapar COVID-19 ini, sehingga total pasien terjangkit virus corona ini menjadi empat orang pasien," ujarnya.
Menurut dia saat ini pasien COVID-19 dinyatakan sembuh tidak lagi berdasarkan hasil swab, tetapi apabila pasien selama 10 hari tidak lagi menunjukkan gejala klinis maka pasien sudah dipulangkan.
Baca juga: Seorang pasien positif dari klaster GPIB asal Bantul sembuh
Baca juga: PDP di Kota Bogor bertambah 13 pasien
"Kesembuhan pasien ini tidak lepas dari kemauan dan semangat mereka untuk terbebas dari virus berbahaya ini. Tidak hanya itu, pasien yang sembuh, banyak dari orang tanpa gejala atau dalam keadaan sehat, sehingga pemulihan pasien bisa lebih cepat," katanya.
Ia berharap masyarakat tetap menjaga kesehatan, meningkatkan imunitas dan rajin berolahraga, serta menghindari penyebaran virus dengan menjaga jarak, mencuci tangan dan menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
Semoga pasien sembuh terus bertambah setiap hari, sehingga Bangka Belitung terbebas dari virus yang mematikan ini," katanya.
Sekretaris Satgas COVID-19 Provinsi Kepulauan Babel, Mikron Antariksa mengatakan Babel masih berada dalam tren yang relatif baik yakni di angka pasien sembuh 82,56 persen dan kematian orang terkonfirmasi COVID-19 sangat rendah yakni 1,16 persen.
"Kami berharap Satgas COVID-19 di kota/kabupaten untuk lebih responsif dan proaktif dalam melakukan pengendalian kasus terutama penapisan atau deteksi dini terhadap penyebaran COVID-19 yang bersifat masif tidak bisa dianggap sebagai persoalan enteng atau remeh apalagi disepelekan," ujarnya.
Apalagi dengan penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB) menuju tatanan normal baru yang produktif dan aman, katanya.
Baca juga: Teluk Bintuni tidak terburu-buru terapkan normal baru
Baca juga: RSD Wisma Atlet catat 2.821 pasien sembuh
Pewarta: Aprionis
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020