• Beranda
  • Berita
  • Akibat pandemi, 102 pesawat menganggur di Bandara Soekarno-Hatta

Akibat pandemi, 102 pesawat menganggur di Bandara Soekarno-Hatta

16 Juli 2020 16:31 WIB
Akibat pandemi, 102 pesawat menganggur di Bandara Soekarno-Hatta
Sejumlah armada pesawat AirAsia terparkir di Apron Terminal 1D Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (5/5/2020). ANTARA FOTO/Fauzan/hp.

apabila pesawat-pesawat tersebut kembali dioperasikan seiring dengan normal baru atau menurunnya kurva COVID-19, bukan hanya pergerakan penumpang yang bergerak naik, melainkan juga kargo mengingat pengangkutan kargo mengikuti pesawat penumpang, yakni

Sebanyak 102 pesawat menganggur atau hanya terparkir di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, dan tidak dioperasikan akibat pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia sejak Maret lalu.

“Di Bandara Internasional Soekarno-Hatta saja, ada 102 pesawat yang di-grounded (tidak dioperasikan),” kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin dalam diskusi daring yang bertajuk “Bisnis Bandara Mulai Take Off” di Jakarta, Kamis.

Awaluddin menuturkan tidak dioperasikannya armada pesawat tersebut karena berbagai latar belakang, mulai dari merosotnya permintaan, perlu perawatan (maintenance) pesawat, serta persoalan dengan mitra masing-masing maskapai.

“Maskapai belum menerbangkan dengan segala latar belakang, ‘demand’ (permintaan) belum (meningkat), perlu ‘maintenance’, ada persoalan mitranya,” katanya.

Baca juga: Angkasa Pura I optimistis trafik penerbangan meningkat di semester II

Ia menilai apabila pesawat-pesawat tersebut kembali dioperasikan seiring dengan normal baru atau menurunnya kurva COVID-19, bukan hanya pergerakan penumpang yang bergerak naik, melainkan juga kargo mengingat pengangkutan kargo mengikuti pesawat penumpang, yakni diangkut di perut pesawat (aircraft belly).

“Kalau itu bisa bergerak cepat, kargo tadi juga ikut. sebagian besar kargo menumpang di armada pesawat penumpang. Di Indonesia belum banyak ‘freighter’kargo di udara,” katanya.

Berbeda halnya dengan transportasi laut, menurut dia, yang lebih banyak bergerak di pengangkutan barang dibanding penumpang.

“Sekarang masih sangat tinggi ketergantungan trafik manusia. Laut itu trafiknya kargo. Angkutan udara orang yang lebih memilih karena nyaman, cepat, mobilisasi begitu besar,” katanya.

Baca juga: Garuda tunda kedatangan pesawat Airbus dan Boeing tahun ini

Berdasarkan data AP II, pada 7 Mei – 7 Juni 2020 volume angkutan kargo di 19 bandara perseroan diperkirakan sekitar 34 juta kilogram, di mana khusus Bandara Internasional Soekarno-Hatta mencapai 27 juta kilogram.

AP II saat ini memiliki dua perusahaan afiliasi yang bergerak di bisnis kargo: PT Angkasa Pura Kargo (kepemilikan saham 99,99 persen) dan PT Gapura Angkasa (kepemilikan mayoritas 46,26 persen).

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020