• Beranda
  • Berita
  • Pakar: Waspadai klaster penyebaran COVID-19 di perkantoran

Pakar: Waspadai klaster penyebaran COVID-19 di perkantoran

16 Juli 2020 19:18 WIB
Pakar: Waspadai klaster penyebaran COVID-19 di perkantoran
Anggota Tim Pakar untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Hidayatullah Muttaqin, SE, MSI, Pg.D. ANTARA/Firman/am.
Anggota Tim Pakar untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Hidayatullah Muttaqin, SE, MSI, Pg.D meminta masyarakat mewaspadai potensi munculnya klaster penyebaran COVID-19 di perkantoran.

"Ruangan yang tertutup seperti perkantoran sangat rentan terjadi penyebaran. Seiring menyambut adaptasi kebiasaan baru, aktivitas kerja mulai normal dan karyawan diharuskan ke kantor dan belakangan muncul kasus terkonfirmasi positif beberapa diantaranya adalah pegawai kantor," kata Hidayatullah Muttaqin di Banjarmasin, Kamis.

Baca juga: Kampung Tangguh dan zona hitam COVID-19

Baca juga: Ledakan kasus COVID-19 di Kalsel tidak lagi dimonopoli Banjarmasin


Hidayatullah Muttaqin yang akrab disapa Taqin itu mengkhawatirkan munculnya klaster baru di perkantoran bisa terjadi di Kota Banjarmasin yang kini peningkatan kasus terkonfirmasi positif terus bertambah signifikan.

Bahkan, perkembangan COVID-19 di ibukota Provinsi Kalimantan Selatan itu sudah mendekati angka 2.000. Per 15 Juli 2020, jumlahnya sudah mencapai 1.812 kasus terkonfirmasi positif, artinya selama bulan Juli ada tambahan kasus baru 430.

Ada dua kelurahan dengan jumlah kasus lebih dari 100, yaitu Teluk Dalam 128 orang dan Pekapuran Raya 119 orang. Selain itu, terdapat 15 kelurahan yang sudah terpapar lebih dari 50 kasus.

Dalam bulan ini, 10 kelurahan dengan tambahan kasus paling tinggi adalah Teluk Dalam (35), Alalak Utara (30), Sungai Andai dan Kuin Ceruruk (26), Sungai Miai dan Kebun Bunga (24), Sungai Lulut (22), Teluk Tiram (21), Pemurus Dalam (19), dan Surgi Mufti (18).

Baca juga: Angka kesembuhan COVID-19 di Banjarmasin melonjak

Menurut dosen Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis ULM itu, tidak menurunnya kasus baru di Banjarmasin memiliki kaitan erat dengan masa adaptasi kebiasaan baru pasca-Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Relaksasi ekonomi di tengah wabah mendorong masyarakat turun ke jalan untuk bekerja, berbelanja, berolahraga dan mendapatkan hiburan.

Untuk itu, dia meminta masyarakat berhati-hati akan potensi penyebaran COVID-19 di perkantoran, pusat perbelanjaan, restoran dan rumah makan. "Protokol kesehatan harus diterapkan dengan ketat ketika berada di tempat-tempat tersebut. Setiap bertemu kerumunan segera hindari, apalagi jika itu terjadi di dalam ruangan tertutup seperti di perkantoran," tuturnya.

Baca juga: Banjarmasin belum temukan puncak kasus COVID-19

Taqin mengingatkan jika virus corona menyebar melalui interaksi manusia. Virus ini semakin mudah menyebar apabila jarak antara satu individu dengan individu lainnya sangat dekat. Apalagi, jika terdapat banyak orang di tempat yang sama dalam ruangan yang tertutup.

Pewarta: Firman
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020