• Beranda
  • Berita
  • Produksi emas RI anjlok, hingga Mei 2020 baru 9,98 ton

Produksi emas RI anjlok, hingga Mei 2020 baru 9,98 ton

16 Juli 2020 21:38 WIB
Produksi emas RI anjlok, hingga Mei 2020 baru 9,98 ton
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Sektor Minerba Irwandy Arif. ANTARA/Afut Syafril/pri.

Produksi emas mungkin akan berkurang tahun ini karena Freeport belum normal. Kurangnya berapa harus dilihat secara detail sampai akhir tahun ini. Tapi mudah-mudahan tidak terlalu jauh dari 100 ton

Produksi emas Indonesia tahun ini mengalami penyusutan di mana hingga Mei 2020 baru 9,98 ton, jauh di bawah pencapaian 2019 sebesar 109,02 ton.

Menurut Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara Irwandy Arif, penurunan produksi emas itu sebagai imbas dari terpengaruhnya kegiatan produksi PT Freeport Indonesia di Papua, terkait masa transisi dari penambangan terbuka (open pit) ke tambang bawah tanah.

"Dengan total produksi mencapai 80 ton per tahun, selama ini Freeport menjadi penyumbang terbesar produksi emas Indonesia," kata Irwandy Arif dalam diskusi dengan wartawan secara virtual di Jakarta, Kamis petang.

Irwandy memperkirakan masa transisi kegiatan penambangan Freeport bisa mencapai dua tahun. Namun jika perusahaan itu bisa mempercepat proses transisinya maka produksi emas RI juga akan kembali normal yaitu berkisar pada angka 120 ton per tahun.

Irwandy juga menegaskan bahwa jumlah perusahaan tambang emas saat ini mencapai 28 perusahaan di seluruh Indonesia.

Oleh karena itu, kalau pun Freeport belum bisa kembali normal pada akhir tahun, ia memprediksi produksi emas nasional pada 2020 tidak terlalu jauh dari angka 100 ton.

"Produksi emas mungkin akan berkurang tahun ini karena Freeport belum normal. Kurangnya berapa harus dilihat secara detail sampai akhir tahun ini. Tapi mudah-mudahan tidak terlalu jauh dari 100 ton," katanya.

Irwandy menambahkan kondisi industri pertambangan emas pada saat pandemi COVID-19 relatif stabil. Kegiatan produksi saat ini berjalan normal, hanya sempat terpengaruh sebentar pada Maret - Mei lalu.

Kondisi tersebut juga didukung dengan prospek pasar komoditas emas yang kondusif di mana selama pandemi COVID-19, harga emas justru terus naik hingga 1.800 dolar AS per troy ounce.

Baca juga: Produksi tembaga dan emas tambang Freeport menurun

Baca juga: Saham Freeport jatuh, dipicu produksi turun dan pengeluaran 2020 naik

Baca juga: Produksi bijih turun 50 persen, Freeport yakin kembali optimal 2022



 

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020