Doni Monardo menyampaikan itu usai melakukan tinjauan langsung lewat udara di sejumlah titik bencana banjir bandang, Luwu Utara, Jumat.
"Yang pertama curah hujan yang sangat besar, sebab tercatat intensitas hujan antara 250 sampai 300 mm dalam waktu yang sangat singkat tanggal 12 dan tanggal 13 Juli 2020," katanya.
Baca juga: Korban jiwa banjir Luwu Utara bertambah jadi 36 orang
Menurut dia, jika kejadian ini akibat curah hujan yang terjadi pada tanggal 12-13 Juli tersebut akan dan sedang dilakukan analisa oleh tim BNPB yang sudah ditugaskan bersama tim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan juga beberapa kementerian lembaga yang lain.
"Sehingga mendapatkan kesimpulan nanti apa yang menjadi penyebab utama," tegasnya.
Kemudian kedua, kata dia, ia melihat ada sebagian dari Gunung Lero dan Gunung Maganrang bagian selatan mengarah Kota Masamba yang terkupas.
"Kalau itu sudah lama, biasanya pasti melihat ada tutupan sebagian dengan tanaman perdu misalnya, tanaman rambat misalnya. Tetapi kita perhatikan jarak jauh itu belum ada tutupan artinya itu masih baru," jelasnya.
Baca juga: Sebanyak 14.483 jiwa mengungsi karena banjir bandang Luwu Utara
Kemudian faktor yang lain adalah kawasan pegunungan tersebut adalah jenis bebatuan yang relatif gampang longsor. Sehingga ini menjadi catatan agar seluruh pemerintah, baik kabupaten dan provinsi agar daerah- daerah yang berada di wilayah kawasan bantaran sungai.
Terutama yang padat pemukiman penduduk sudah harus difikirkan mitigasinya. Agar kasus ini tidak terulang dan tidak lagi menimbulkan korban.
"Ibu Bupati (Indah Putri Indriani) mengatakan tahun 1982 awal itu juga pernah terjadi peristiwa seperti ini, hanya korbannya tidak sebanyak seperti ini," ujarnya.
Baca juga: Gubernur Sulsel laporkan banjir Lutra kepada Presiden
Baca juga: Gus Menteri minta kades bantu korban banjir bandang Masamba
Baca juga: Kepala BNPB tinjau kondisi Luwu Utara lewat udara
Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020