Kepala Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) Badan Geologi Kementerian ESDM Iman K Sinulingga mengatakan, STAL berpotensi memberikan nilai tambah bagi sumber daya mineral nasional dan menjadi solusi untuk pengolahan nikel kadar rendah.
“Saya pikir ini suatu terobosan yang luar biasa. Kalau STAL bisa mengolah nikel kita yang berkadar rendah tentu sangat luar biasa,” jelas Iman.
STAL Technology merupakan teknologi pengolahan dan pemurnian logam berbasis Hidrometalurgi milik TMM yang diklaim mampu mengolah nikel kadar rendah menjadi logam nikel murni kelas satu dengan biaya investasi maupun operasional yang bersaing.
Dalam uji validitas, TMM akan menyerahkan data karakteristik bijih umpan yang digunakan pada percobaan terdahulu dan parameter percobaan unit STAL kepada tim yang dibentuk Badan Geologi ESDM. Metode tersebut kemudian akan divalidasi menggunakan sample bijih nikel laterit berkadar rendah sekitar 2 ton yang akan diambil dari lokasi uji petik Badan Geologi ESDM di Sulawesi Tenggara tahun 2019.
Direktur PT Trinitan Metals & Minerals Tbk, Widodo Sucipto menjelaskan, bahwa STAL Technology merupakan pemutakhiran dari teknologi RLEP (Roasting Leaching Electrowinning Process) yang sebelumnya dikembangkan oleh TMM.
Hasil pengembangan terbaru ini diklaim lebih efisien lagi dalam penggunaan bahan kimia untuk pengolahan dan mampu menghasilkan produk sampingan (by-product) seperti Magnesium Sulfat.
“Validasi teknologi STAL Technology ini merupakan momentum awal untuk mewujudkan visi kami sebagai aset nasional dalam pengembangan dan pengolahan sumber daya alam Indonesia,” tutup Widodo.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020