"Meski sebenarnya beraktivitas di rumah tetap menjadi pilihan terbaik menghindari COVID-19. Pusat kebugaran, tempat olahraga publik itu adalah tempat yang berisiko tinggi. Apalagi, olahraga ini adalah aerosol generating procedures (AGPs)," kata dokter Anita dalam diskusi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang diadakan di Graha BNPB, Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Tips Menghindari Kuman di Pusat Kebugaran
AGPs adalah aktivitas yang dapat menimbulkan aerosol, padahal aerosol dapat membuat droplet, media penularan COVID-19, semakin kecil dan bertahan lebih lama di udara yang membuat risiko penularan penyakit COVID-19 meningkat.
Dia menegaskan bahwa Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) merekomendasikan agar masyarakat melakukan latihan fisik atau olahraga di rumah masing-masing.
Hanya saja, kata dia, ada faktor ekonomi dan sosial yang menjadi pertimbangan dalam melakukan olahraga di pusat kebugaran.
Karena itu, dia membagi beberapa tips berolahraga di gym, seperti sebisa mungkin membawa peralatan sendiri seperti handuk dan botol air dan membersihkan dengan disinfektan alat olahraga yang digunakan oleh banyak orang sebelum memakainya.
Baca juga: #dirumahaja, gerakan ringan ini jadi pengganti olahraga di gym
Pengelola gym diharapkan mengatur mengenai kewajiban membersihkan peralatan itu oleh pengguna, selain tentu saja disinfeksi berkala oleh pengelola. Protokol kesehatan juga diharapkan tetap diterapkan dalam aktivitas di pusat kebugaran.
"Yang perlu diingat lagi adalah urusan masker. Saat intensitas tinggi maskernya dicopot," kata dokter Anita.
Anita mengatakan bahwa masker dapat mengganggu detak jantung saat berolahraga dan dalam penggunaan awal.
Meski demikian, dia mengingatkan bahwa olahraga dengan intensitas sedang akan meningkatkan sistem imun, sesuatu yang dibutuhkan untuk melawan COVID-19.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020