Perantau Minang yang tidak bisa pulang kampung atau mudik pada Idul Fitri 1441 Hijriah karena wabah COVID-19 diundang untuk pulang sambil berwisata pada momentum Idul Adha, 31 Juli 2020.siap menanti perantau dan wisatawan
"Penanganan COVID-19 di Sumbar sudah terkendali secara baik. Karena itu dalam masa adaptasi kebiasaan baru ini kita siap menerima kunjungan dengan pola disiplin protokol kesehatan," kata Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dihubungi dari Padang, Minggu.
Ia menyampaikan tentang kesiapan daerah dalam acara "Sales Mission" di hadapan sejumlah ketua ikatan perantau Minang se-Jabodetabek dan perwakilan biro perjalanan wisata dari Sumbar dan Jabodetabek di Balairuang Jakarta, Sabtu (18/7) malam.
Irwan memprediksi banyak perantau yang kecewa tidak bisa mudik pada Idul Fitri 1441 Hijriah, karena saat itu Sumbar menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 di daerah itu.
Salah satu aturan dalam PSBB adalah pembatasan lalu lintas orang. Masyarakat tidak bisa masuk ke Sumbar, kecuali dengan alasan tertentu. Tidak hanya transportasi udara, perbatasan darat juga dijaga oleh petugas. Kendaraan yang coba melintas di suruh putar balik.
"Mungkin ada yang merasa kecewa dan marah atas kebijakan itu. Namun semua demi percepatan penangan COVID-19. Khawatir jika dibiarkan atau lambat dalam pengambilan sikap akan berdampak lebih buruk seperti yang terjadi pada berapa daerah lain," katanya.
Baca juga: Pemulihan pariwisata Sumbar lebih cepat dari skenario
Sekarang kondisi Sumbar sudah sangat baik, bahkan pengendalian wabah yang dilakukan dengan empat strategi yaitu testing, tracing, isolasi dan treatment mendapat pujian dari Presiden Joko Widodo, masuk lima besar terbaik nasional.
"Silahkan datang, Sumbar siap menyambut perantau dan wisatawan," kata Irwan.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Novrial mengatakan Sales Mission digelar untuk menginformasikan langkah-langkah yang telah dan sedang dilakukan Pemprov Sumbar di masa adaptasi kebiasaan baru dengan orientasi pemulihan ekonomi berbasis wisata.
Ia mengatakan saat ini bersama asosiasi pariwisata Sumbar tengah menyusun Paket Sumbar Tourism Great Sale yang menawarkan paket wisata dengan harga tiket pesawat minimal, hotel discount fixed rate dan coach discount fixed rate yang berlaku selama 3 bulan ( Agustus - Oktober 2020).
Hal itu diharapkan bisa menjadi pendorong sehingga kunjungan wisatawan akan terus meningkat dari waktu ke waktu dan citra pariwisata Sumbar semakin baik pasca pandemi COVID-19.
"Kegiatan Sales Mission ini mendapat sambutan baik dari para perantau. Beberapa tokoh seperti Fasli Jalal, Alirman Sori dan beberapa tokoh lain ikut memberikan testimoni Sumbar sudah siap untuk dikunjungi," ungkapnya.
Baca juga: Sumbar jaga optimisme wisata di tengah pandemi corona
Menurutnya selama pelaksanaan Sales Mission, empat perusahaan perjalanan wisata dari Sumbar yang berpartisipasi, mendapatkan lebih dari 101 paket wisata qurban.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Sumatra Barat Hendri Agung Indrianto menambahkan kepedulian dan kekompakan dari perantau merupakan salah satu kekuatan Sumbar. Dalam segala kondisi, baik maupun buruk, perantau Minang selalu bisa menjadi salah satu lokomotif dalam menggerakkan "gerbong daerah" ke arah yang lebih baik.
"Sumbar dengan segala atraksi dan destinasi wisata, siap menanti perantau dan wisatawan yang pulang saat Idul Adha," katanya.
Ia mengatakan protokol kesehatan yang diterapkan di hotel di Sumbar juga sama dengan di Hotel Balairung yang patut diapresiasi, mulai dari tamu memasuki hotel, ruangan pertemuan sampai tata cara makan sesuai dengan era adaptasi kebiasaan baru, yaitu tamu tidak mengambil sendiri makanan di buffet melainkan diambilkan oleh Staf Hotel.
Baca juga: BPS: April - Mei kunjungan wisatawan asing ke Sumbar nihil
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020