Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan semua pihak, terutama tenaga medis dan petugas lapangan yang membantu penanganan korban bencana banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan agar menerapkan protokol kesehatan.Ini harus menjadi perhatian semua pihak agar tidak terjadi bencana yang lebih parah lagi, untuk itu protokol kesehatan harus dilakukan oleh semua orang yang berada di Kabupaten Luwu Utara
“Ini harus menjadi perhatian semua pihak agar tidak terjadi bencana yang lebih parah lagi, untuk itu protokol kesehatan harus dilakukan oleh semua orang yang berada di Kabupaten Luwu Utara,” kata Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes dr Budi Sylvana, MARS saat konferensi video yang dipantau di Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan upaya penanganan kesehatan akibat banjir bandang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Utara, pemerintah provinsi dan Kemenkes dengan menerapkan protokol kesehatan.
“Ini dilakukan karena kita tidak hanya berhadapan dengan bencana alam tapi juga pandemi COVID-19,” katanya.
Meskipun demikian, ia mengakui penerapan protokol kesehatan di lokasi terjadinya bencana alam memang tidak mudah. Namun, hal tersebut harus tetap dijalankan dan menjadi perhatian semua pihak agar tidak menambah masalah baru.
Saat ini sudah dilakukan aktivasi pos klaster penanganan bencana termasuk aktivasi tim gerak cepat Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Utara dan penilaian cepat terhadap pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan bersama Kemenkes.
“Secara umum layanan kesehatan masih dapat berjalan dengan baik namun memang tidak optimal,” katanya.
Ia mengatakan saat ini pasokan atau logistik masker menjadi kendala utama di Kabupaten Luwu Utara. Namun, Kemenkes terus berupaya mengirimkan masker dalam jumlah besar ke daerah itu.
Untuk penanganan mayat atau jenazah korban banjir bandang, kata Budi Sylvana, dilakukan di dua rumah sakit berbeda yaitu RSUD Andi Djemma dan RSU Hikmah Masamba.
Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dr Raditya Jati mengatakan hingga 19 Juli 2020 total korban jiwa akibat banjir bandang yang terjadi Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan sebanyak 36 orang.
"Dari Pusdalop kami menerima data 36 orang meninggal dunia, 40 orang hilang namun sebagian telah ditemukan dalam keadaan selamat dan 58 orang luka-luka," katanya.
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020