adanya protokol kesehatan yang diberlakukan secara ketat dan terukur
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS) mematangkan skenario penerapan protokol kesehatan bagi para wisatawan di kawasan Gunung Bromo, sebelum kembali dibuka untuk para wisatawan.
Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas BB-TNBTS Sarif Hidayat mengatakan dengan risiko penularan COVID-19 yang tinggi, maka seluruh pemangku kepentingan sepakat untuk menerapkan prosedur standard untuk para wisatawan yang berkunjung ke Bromo.
"Mengingat risiko penularan COVID-19 dalam kegiatan wisata di TNBTS sangat tinggi, maka para pihak sepakat adanya protokol kesehatan yang diberlakukan secara ketat dan terukur," kata Sarif, di Kota Malang, Jawa Timur, Senin.
Balai Besar TNBTS telah melakukan pertemuan bersama pemerintah daerah, pihak kepolisian, termasuk TNI dari empat wilayah penyangga Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yakni Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Pasuruan.
Sarif menjelaskan para pemangku kepentingan tersebut sepakat untuk menerapkan prosedur standard protokol kesehatan yang akan berpedoman, dan memperhatikan kriteria kesehatan, kebersihan, dan keamanan bagi para petugas maupun para wisatawan yang ada.
Sarif menambahkan seluruh pemangku kepentingan tersebut, memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan sarana dan prasarana untuk keamanan pengunjung, sesuai dengan protokol kesehatan penanganan COVID-19.
"Kami bersama seluruh pemangku kepentingan telah menyusun, dan membahas prosedur standard kunjungan wisata ke TNBTS secara bertahap, dan sesuai dengan protokol penanganan COVID-19," ujar Sarif.
Sarif menambahkan hingga saat ini belum dipastikan kapan kawasan Bromo akan kembali dibuka untuk para wisatawan. Pembukaan kawasan tersebut, masih menunggu rekomendasi tertulis dari empat kepala daerah yang ada di wilayah penyangga taman nasional.
Namun, lanjut Sarif, nantinya pada saat Bromo kembali dibuka untuk para wisatawan, jumlah pengunjung akan dibatasi menggunakan sistem kuota. Sebelum berwisata ke Gunung Bromo, wisatawan wajib melakukan pemesanan secara daring.
"Jumlah pengunjung di kawasan Gunung Bromo dan sekitarnya pada masa adaptasi kebiasaan baru, akan dibatasi dengan sistem kuota. Wisatawan diwajibkan melakukan booking online sebelum masuk ke kawasan," ujar Sarif.
Hingga saat ini, Balai Besar TNBTS selaku pengelola kawasan bersama seluruh pihak terkait secara intensif melakukan koordinasi untuk menyiapkan sarana dan prasarana bagi para wisatawan yang akan berkunjung.
"Nanti pada saat wisata Bromo kembali dibuka, pengunjung wajib mematuhi seluruh protokol kesehatan yang sudah ditetapkan," kata Sarif.
Kawasan Bromo Tengger Semeru mulai ditutup akibat pandemi COVID-19 sejak 19 Maret 2020. Penutupan tersebut merupakan salah satu langkah untuk mengantisipasi penyebaran virus corona, khususnya pada daerah tujuan wisata.
Kawasan Bromo Tengger Semeru merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur. Tercatat, sepanjang 2019, jumlah kunjungan wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mencapai 690.831 orang.
Dari jumlah total tersebut, sebanyak 669.422 orang merupakan wisatawan dalam negeri, sementara 21.409 lainnya merupakan wisatawan mancanegara. Total Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari kunjungan wisatawan itu pada 2019, mencapai Rp22,86 miliar.
Baca juga: Pembukaan Gunung Bromo tunggu rekomendasi empat kepala daerah
Baca juga: Gunung Bromo akan dibuka dengan protokol kesehatan ketat
Baca juga: Penutupan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru diperpanjang
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020