"Memang sangat memprihatinkan, ya, per hari sudah sampai 100 anak," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Melihat kondisi yang makin memprihatinkan tersebut, Kak Seto meminta semua pihak baik dari kalangan pemerintah, sekolah, lingkungan dan orangtua agar lebih mengutamakan keselamatan jiwa anak di tengah pandemi COVID-19.
Guna menekan jumlah korban lebih banyak lagi, psikolog anak tersebut menyarankan agar berbagai kegiatan yang mengarah pada normal baru yang digaungkan oleh pemerintah hanya dilakukan orang dewasa saja.
Baca juga: KPPPA: Kasus anak meninggal karena COVID-19 harus jadi perhatian
Baca juga: Dengan Cerdik-Ceria, pemerintah ajak keluarga dan anak lawan COVID-19
Saran kegiatan yang dimaksud juga termasuk pada bidang pendidikan, tempat wisata, pusat perbelanjaan dan lain sebagainya.
"Jangan terlalu buru-buru. Sementara data belum menunjukkan situasi aman," ujar Seto Mulyadi.
Ia mengatakan banyak pihak di tengah pandemi COVID-19 menilai pendidikan dan kegembiraan atau hiburan bagi anak penting dilakukan. Namun, saat ini aspek keselamatan dan perlindungan kepada anak jauh lebih penting lagi.
"Yang lebih penting saat ini kesehatan dan keselamatan jiwa anak," katanya.
Terkait beberapa sekolah yang kembali melaksanakan pelajaran tatap muka, Kak Seto meminta pemerintah harus tegas dan meniadakan proses atau cara tersebut hingga situasi betul-betul aman.
Menurut dia, sikap tegas tersebut tidak hanya dilakukan oleh pemerintah pusat, namun juga harus sampai ke setiap daerah agar mengedepankan aspek keselamatan anak.*
Baca juga: Anak 6 tahun asal Batanghari sembuh dari COVID-19
Baca juga: Partisipasi anak penting dalam penanganan COVID-19
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020