"Jalur Rempah sebuah sejarah yang tidak boleh ditelan terusnya perkembangan zaman," kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid dalam keterangan pers kementerian di Jakarta, Selasa.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ingin menominasikan Jalur Rempah sebagai warisan budaya dunia ke Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Menurut Hilmar, dalam dua tahun terakhir Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah melakukan pendataan dan mengumpulkan hasil riset mengenai Jalur Rempah di Indonesia.
Pada masa lalu, kapal-kapal pedagang dari mancanegara menyambangi daerah-daerah di Nusantara untuk mendapatkan rempah-rempah, termasuk Pulau Banda di Maluku dan Pulau Siau di Sulawesi Utara yang dikenal sebagai penghasil pala, penghasil cengkih Maluku Utara, serta daerah penghasil lada di Sumatera Selatan dan Bangka Belitung.
Perdagangan rempah menghadirkan interaksi antar-orang dari berbagai bangsa dan menjadi ajang pertukaran budaya.
Hilmar berharap eksplorasi Jalur Rempah bukan hanya untuk kepentingan sejarah, namun juga untuk kepentingan generasi masa sekarang.
"Rempah-rempah ini punya peran yang sangat luar biasa dan saat ini mulai dieksplorasi oleh Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan untuk kepentingan riset," katanya.
Baca juga:
Dirjen: Jalur rempah-rempah bagian penting peradaban bangsa
Forum Jalur Rempah bangun kembali budaya maritim Nusantara
Pewarta: Indriani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020