• Beranda
  • Berita
  • BSB realisasikan KUR ke petani di tengah pandemi

BSB realisasikan KUR ke petani di tengah pandemi

21 Juli 2020 14:32 WIB
BSB realisasikan KUR ke petani di tengah pandemi
Bank Sumsel Babel. (ANTARA/Dolly Rosana/20)

Kami fokus menyalurkan KUR ke sektor pertanian karena petani membutuhkan pembiayaan untuk modal kerjanya, terutama saat pandemi ini

Bank Sumsel Babel (BSB) pada masa pandemi COVID-19 ini merealisasikan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke ratusan petani di berbagai daerah sentra produksi beras di Sumatera Selatan.

Sekretaris Perusahaan Bank Sumsel Babel Normandy Akil di Palembang, Selasa, mengatakan, penyaluran KUR ke petani ini merupakan komitmen dari perusahaan untuk turut menjaga ketahanan pangan di tengah penyebaran virus corona (COVID-19).

“Kami fokus menyalurkan KUR ke sektor pertanian karena petani membutuhkan pembiayaan untuk modal kerjanya, terutama saat pandemi ini,” kata dia.

Sejauh ini kinerja serapan KUR yang digelontorkan masih cukup baik. Realisasinya sudah mencapai Rp219 miliar per 30 Juni, di mana targetnya sampai dengan Desember 2020 sebesar Rp500 miliar.

Ia merinci KUR untuk sektor pertanian tersebut terserap di kabupaten, seperti Banyuasin, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir (OI), Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, OKU Selatan, Muara Enim dan juga di Bangka.

“Sebagai wujud nyata, Bank Sumsel Babel juga menambah jaringan kantor kas di Muara Telang, Kabupaten Banyuasin,” katanya.

Normandy menjelaskan KUR pertanian diberikan dengan sistem yarnen (bayar panen). Plafon kredit berkisar Rp7 juta – Rp12 juta. Perusahaan pun memastikan pinjaman bersubsidi tersebut dapat diakses petani tanpa agunan.

Sementara itu, Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan pemprov juga berupaya menemukan formula yang tepat untuk memudahkan penyaluran KUR, terutama untuk petani.

Dari hasil pengamatannya di lapangan, Deru mengakui bahwa petani cenderung sulit menyerap pembiayaan lantaran mereka belum bankable. Padahal tak sedikit petani yang memiliki kemampuan dan disiplin dalam membayar pinjaman di bank.

“Banyak petani kesulitan beli saprodi, padahal harganya Rp8 juta--Rp9 juta saja. Problemnya karena sasaran tidak bankable. Mereka susah mau utang ke bank Rp50 juta tanpa agunan. Padahal kalau lihat hasil panen, mereka ini mampu bayar,” kata dia.

Oleh karena itu penguatan kerja sama dengan pihak perbankan akan ditingkatkan, diantaranya dengan BRI, BNI, Bank Mandiri dan Bank Sumsel Babel.

Saat ini, Sumsel menduduki posisi kelima provinsi terbesar penghasil beras terbesar bersaing dengan Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.

Sumsel mempunyai luas panen 539.316 hektare dengan hasil padi sebanyak 2.603.396 ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 1.493.568 ton beras.

Baca juga: OJK dorong perbankan aktif salurkan KUR di Sumsel

Baca juga: Penyaluran KUR di Sumsel di bawah 50 persen

Baca juga: Pemerintah perkirakan realisasi KUR 2020 capai Rp160 triliun

Baca juga: Gubernur apresiasi Bank Sumsel Babel salurkan KUR ke nelayan

 

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020