"Ini merupakan ekspor perdana bawang merah Probolinggo untuk tahun ini dan mengirim dua kontainer ke Thailand," ujar Direktur PT CMS Sri Puji Wanti di sela pelepasan ekpsor bawang merah di Tanjung Perak Surabaya, Selasa.
Dalam siaran pers yang diterima ANTARA, jumlah ekspor bawang merah kali ini tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya, yakni 15-20 kontainer atau 420 ton.
Selain belum memasuki panen raya, harga bawang di petani bawang masih tinggi, namun ia enggan mengungkapkan detail harganya.
"Tapi karena adanya pemintaan dari negara tujuan maka ekspor tetap dilaksanakan," ucapnya.
Menurut dia, negara seperti Thailand sangat berminat terhadap bawang merah Probolinggo, karena beberapa keunggulannya seperti merah, berukuran besar-besar dan lebih pedas.
"Dari beberapa sampel yang kami kirimkan ke sana, yang responnya paling baik ya bawang merah Probolinggo ini," kata Wanti.
Selain bawang merah, pihaknya sedang menjajaki ekspor komoditas lainnya seperti kacang hijau meski masih ada beberapa kendala dalam proses ekspor, seperti terbatasnya negara tujuan.
Dia mencontohkan Vietnam, yang saat ini sudah tidak lagi mau menerima impor bawang merah asal Indonesia.
"Untuk Vietnam kami sudah tidak bisa masuk ke sana lagi. Makanya kami mohon dibantu kepada pemerintah, agar bawang merah bisa masuk ke sana lagi agar ekspor bisa meningkat," katanya.
Sementara itu, pandemi COVID-19 sempat menjadi hambatan bagi eksportir untuk mengirimkan komoditas-komoditas unggulannya, namun seiring diberlakukannya era kenormalan baru, ekspor mulai kembali terbuka.
Pihaknya juga menargetkan ekspor bawang merah tidak menurun meski sempat terhambat pandemi COVID-19.
"Tahun lalu kurang lebih kami mengekspor 15 sampai 20 kontainer. Per kontainernya 28 ton. Biasanya mulai Juli itu stok melimpah, karena panen raya biasanya bulan-bulan itu," tuturnya.
Kepala Seksi Pelayanan Operasional Karantina Tumbuhan pada Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya, Tupa HM Hutabarat, mengakui, bawang merah Probolinggo menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan Jatim.
Pihaknya menegaskan akan terus memberikan kemudahan-kemudahan kepada pihak eksportir, agar bawang merah asal Jatim bisa terus diekspor.
"Kemudahannya bisa melakukan pemeriksaan dan pelayanan cepat sehingga cepat menerbitkan sertifikat ekspornya. Apalagi kami juga ada program gerakan ekspor tiga kali lipat sehingga harus dipermudah," kata Tupa.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020