Presiden Donald Trump kembali mengkritik bintang-bintang olahraga yang berlutut selama lagu kebangsaan Amerika Serikat dinyanyikan setelah para pemain liga sepak bola (MLS) dan liga baseball (MLB) terus menunjukkan dukungannya kepada gerakan Black Lives Matter (BLM).sebuah tanda rasa tidak hormat yang besar untuk negara dan bendera kita, pertandingan sudah berakhir bagi saya!
Seperti dalam Liga Premier, pemain, pelatih dan staf ofisial di MLS melakukan aksi berlutut sebelum dimulainya setiap pertandingan di MLS is Back di Florida.
"Menantikan untuk menyaksikan pertandingan langsung olahraga, tetapi setiap kali saya menyaksikan seorang pemain berlutut selama lagu kebangsaan dinyanyikan, sebuah tanda rasa tidak hormat yang besar untuk negara dan bendera kita, pertandingan sudah berakhir bagi saya!" tulis Trump dalam akun Twitternya yang dilansir Sky Sports, Rabu.
Aksi protes berlutut itu bermula dari seorang atlet NFL Colin Kaepernick pada 2016, sementara para pemain lain mengikutinya sambil menaikkan kepalan tangan mereka untuk memprotes ketidaksetaraan rasial yang pertama kali dilakukan oleh atlet Amerika John Carlos dan Tommie Smith dalam Olimpiade Meksiko 1968.
Awal bulan ini, Thierry Henry mengirim pesan dukungan yang kuat untuk gerakan BLM dengan berlutut selama delapan menit dan 46 detik, jumlah waktu yang sama saat petugas kepolisian Minneapolis Derek Chauvin menaruh lututnya di leher seorang warga kulit hitam, George Floyd.
George Floyd meninggal dunia akibat tindakan Chauvin tersebut dan kematiannya memicu aksi protes atas di seluruh dunia.
Baca juga: Liga AS tak akan hukum pemrotes saat lagu kebangsaan dinyanyikan
Baca juga: MLS sebut 20 pemain dan enam staf klub positif COVID-19
Pewarta: Hendri Sukma Indrawan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2020