• Beranda
  • Berita
  • Emas melonjak 26,5 dolar dipicu aksi jual dolar, peningkatan stimulus

Emas melonjak 26,5 dolar dipicu aksi jual dolar, peningkatan stimulus

22 Juli 2020 04:54 WIB
Emas melonjak 26,5 dolar dipicu aksi jual dolar, peningkatan stimulus
llustrasi - Harga Emas Naik. ANTARA/Ridwan Triatmodjo/pri.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, naik 26,5 dolar AS atau 1,46 persen menjadi ditutup pada 1.843,90 dolar AS per ounce pada Selasa (21/7/2020). Sehari sebelumnya, emas berjangka naik 7,4

Emas melonjak ke tertinggi dalam sembilan tahun pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), dipicu oleh aksi jual dolar AS dan ekspektasi peningkatan stimulus untuk membantu pemulihan ekonomi yang dilanda pandemi ketika Uni Eropa mencapai kesepakatan paket penyelamatan fiskal.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, naik 26,5 dolar AS atau 1,46 persen menjadi ditutup pada 1.843,90 dolar AS per ounce pada Selasa (21/7/2020). Sehari sebelumnya, emas berjangka naik 7,4 dolar AS atau 0,41 persen menjadi 1.817,40 dolar AS per ounce.

Emas berjangka juga naik 9,7 dolar AS atau 0,54 persen menjadi 1.810 dolar AS per ounce pada Jumat (17/7/2020). Emas berjangka mencatat keuntungan 0,50 persen untuk minggu lalu, dan naik untuk minggu keenam berturut-turut.

Baca juga: Emas naik lagi dipicu lonjakan infeksi COVID-19 dan harapan stimulus

"Dolar AS telah turun karena dunia terlihat sedikit lebih baik," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities. "Suku bunga telah jatuh melintasi kurva imbal hasil dan itu lagi merupakan faktor lain yang membantu menopang emas," tambahnya

Dolar AS, dipandang sebagai saingan safe-haven untuk emas, jatuh mencapai level terendah dalam lebih dari empat bulan.

Para pemimpin kongres AS akan membahas paket stimulus baru minggu ini, dan para pemimpin Uni Eropa menyetujui kesepakatan "bersejarah" pada rencana stimulus besar-besaran pada Selasa pagi (21/7/2020).

Baca juga: Pengamat: harga emas bisa sentuh Rp1 juta/gram akhir tahun

Setelah pertemuan empat hari, para pemimpin Uni Eropa menyetujui rencana penyelamatan fiskal 1,8 triliun euro untuk mendukung ekonomi Eropa yang terluka parah oleh wabah COVID-19, memicu kekhawatiran inflasi, dan karenanya mendukung emas.

Emas akan terdorong ke rekor tertinggi selama 18 bulan ke depan, sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan, sementara penjualan perhiasan rendah di Asia dan prospek pemulihan ekonomi akan menghambat kenaikan lebih lanjut.

“Ketika ketidakpastian ekonomi memudar, permintaan untuk aset safe-haven termasuk emas akan turun. Namun, ini hanya akan menghilangkan sedikit harga emas, karena imbal hasil riil yang sangat rendah tetap menjadi pendukung utama,” tulis ekonom Capital Economics James O'Rourke dalam sebuah catatan.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik 136,5 sen atau 6,76 persen, menjadi ditutup pada 21,557 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 61 dolar AS atau 7,11 persen, menjadi menetap pada 918,9 dolar AS per ounce.

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020