Dikutip dari Reuters, hal ini dilakukan karena hasil produksi (output) kendaraan diharapkan pulih secara bertahap dari penurunan yang disebabkan karena pandemi virus corona.
Lebih lanjut, pengurangan 2 persen tersebut akan membuat Toyota memproduksi 15.000 kendaraan lebih sedikit daripada rencana awalnya, yaitu sekitar 750.000, menurut perhitungan Reuters.
Baca juga: GM hingga Toyota berencana akhiri mobil model subkompak di AS
Baca juga: Toyota kembali lanjutkan produksi mobil di seluruh pabrik
Seiring kekhawatiran Jepang terhadap gelombang kedua infeksi virus yang menyebar dari ibu kota, satu karyawan Toyota yang bekerja di kantor pusatnya dinyatakan positif terkena virus corona sejak mengalami gejala awal bulan ini, kata perusahaan itu, Selasa (21/7).
Toyota menambahkan pihaknya mendisinfeksi lokasi kerja yang terkena dampak pada 17 Juli dan memulai kembali operasi tidak lama setelah itu.
Pembuat mobil global asal Jepang itu perlahan-lahan mendapatkan ritmenya kembali atas produksi kendaraannya setelah penutupan sejumlah pabriknya tahun ini.
Rencana produksi yang diperbarui Toyota mewakili pemotongan output sebanyak 9 persen dari tahun lalu.
Toyota mengatakan akan memproduksi 6.000 lebih sedikit kendaraan di dalam negeri, dan 9.000 lebih sedikit di luar negeri.
Baca juga: Toyota pertahankan Avalon di Amerika dengan serangkaian pembaruan
Baca juga: Penjualan mobil Indonesia naik 255 persen, Toyota dan Suzuki memimpin
Baca juga: Pecinta Toyota Corolla bisa beralih ke versi SUV
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020