Data Digital Report 2020 oleh Hootsuite menunjukkan, pengguna internet yang didominasi oleh remaja, rata-rata menghabiskan 7 jam dan 59 menit per hari di internet.
“Saat masa pandemi COVID-19, kita dapat melihat semakin banyak orang termasuk anak remaja menghabiskan banyak waktu di internet, bukan hanya untuk kegiatan belajar dari rumah, tetapi juga untuk tetap berkomunikasi dengan teman-teman dan keluarganya," kata psikolog anak dan keluarga Samantha Ananta dalam siaran persnya, ditulis Kamis.
Baca juga: Banyak orang tua yang tak lindungi anak dari bahaya online
Baca juga: Anak perempuan lebih sering berinternet
Menurut dia, sebaiknya orang tua dan anak mempelajari berbagai pilihan aplikasi yang tersedia dan mengetahui apa saja potensi risikonya sekaligus menjaga keamanan anak remajanya di dunia maya. Bagaimana caranya?
Berikut tips Samantha:
1. Kenali platform yang digunakan oleh anak remaja Anda dan cobalah untuk mempelajarinya. Mulailah dari yang paling mendasar, seperti diskusi apa yang terjadi di dalam aplikasi tersebut, fitur atau fungsi yang tersedia, dan yang paling penting, dengan siapa anak remaja Anda berkomunikasi dengan di platform tersebut.
2. Memulai obrolan. Triknya, tidak hanya memoderasi dan membatasi penggunaan aplikasi, tetap juga untuk menggunakan aplikasi tersebut sebagai cara mempererat hubungan dan menghabiskan waktu bersama.
Akan lebih bagus lagi jika Anda dan anak remaja bisa mengobrol secara tulus dan bukan dibuat-buat tentang fitur yang paling mereka sukai. Dengan begitu, mereka akan mendatangi Anda jika butuh bantuan, dan Anda pun juga sudah paham dengan teknologi yang mereka gunakan.
3. Penting sekali untuk menjaga komunikasi Anda dengan anak remaja agar tetap terbuka, dan bisa membahas tentang pengaturan privasi, waktu yang dihabiskan di internet, dan jenis kegiatan atau tantangan tagar apa yang mereka ikuti. Komunikasi yang lancar dengan anak remaja bisa membuat mereka lebih nyaman bicara dengan Anda tentang masalah mereka, dan tidak mengumbarnya di media sosial atau platform lainnya.
4. Jelaskan Anda mengharapkan mereka bertanggung jawab atas tindakan mereka dan meminta mereka bertanggung jawab atas perilaku mereka. Penting untuk belajar tentang keamanan online bersama dengan remaja, sehingga mereka juga menyadari risiko apa yang mungkin mereka hadapi jika tidak menjadi warga digital yang bijak.
Baca juga: Tips belajar di rumah pakai Google Earth
Baca juga: Fitur tanya-jawab, favorit siswa selama belajar "online"
Tantangan TikTok
Seiring pentingnya menjaga keamanan anak dan remaja saat berinternet, TikTok mengajak pengguna melakukan tantangan tagar #SamaSamaNyaman melalui aplikasinya.
Pengguna dapat merekam video dan gunakan stiker #SamaSamaNyaman lalu ikuti koreografinya. Setelahnya, unggah video bersamaan dengan tagar #SamaSamaNyaman, gunakan pengaturan Publik untuk videonya. Bagikan video ke platform media sosial yang lain, lalu ajak teman-teman yang lain untuk bergabung.
“TikTok berkomitmen untuk membina lingkungan yang positif dan inklusif dimana siapapun, dengan batas usia minimum 14 tahun, dapat mengekspresikan diri mereka dengan aman,” ujar Donny Eryastha, Head of Public Policy, TikTok Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
Dia mengakui, meskipun banyak orang yang memanfaatkan platform TikTok untuk mencari hiburan, belajar, dan berinteraksi dengan komunitasnya, masih ada beberapa pengguna yang mengunggah konten yang menampilkan perilaku berbahaya, seperti aksi amatir atau tantangan yang membahayakan.
"Oleh karena itulah, kami mendorong pengguna untuk berhenti dan berpikir tentang dampak mengunggah konten semacam itu, serta mengingatkan mereka untuk mengikuti kebijakan dan memanfaatkan fitur yang ada untuk bantu menghentikan masalah seperti ini," demikian kata Donny.
Dia mengatakan, TikTok bekerja sama dengan para pakar industri, organisasi non-pemerintah (LSM) dan asosiasi industri di seluruh dunia untuk membantu memastikan bahwa kebijakan, teknologi, dan kontrol privasi melindungi dari tantangan industri seputar penyalahgunaan platform.
Di Indonesia, TikTok bekerja sama dengan Komunitas Sudah Dong untuk kampanye anti perundungan siber, serta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia untuk mengedukasi pentingnya peran orang tua dalam menjaga keamanan internet anak remaja.
Baca juga: Anak sekolah dari rumah, ini yang sebaiknya dilakukan orangtua
Baca juga: Tips Berinternet Bagi Anak-anak dari Yahoo!
Baca juga: Kunci keberhasilan proses belajar di rumah bagi anak
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020