• Beranda
  • Berita
  • Soal ekonomi, Presiden Jokowi: Posisinya tidak semakin mudah

Soal ekonomi, Presiden Jokowi: Posisinya tidak semakin mudah

23 Juli 2020 10:43 WIB
Soal ekonomi, Presiden Jokowi: Posisinya tidak semakin mudah
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat acara penyaluran dana bergulir untuk koperasi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (23/7/2020). Pemerintah melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) menyiapkan dana bergulir sebesar Rp 1 triliun untuk disalurkan kepada koperasi dalam rangka pemulihan ekonomi nasional yang terdampak COVID-19. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Pool/foc.

...setiap bulan selalu berubah-ubah, sangat dinamis, dan posisinya tidak semakin mudah, tapi semakin sulit. Minus 2,5 persen, ganti sebulan berikutnya minus 5 persen, satu bulan berikutnya minus 6 sampai minus 7,6 persen

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan proyeksi ekonomi global dan sejumlah negara-negara di dunia selama pandemi COVID-19 isinya hanya minus yang besar-besar.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam acara Penyaluran Dana Bergulir Untuk Koperasi Dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional, di Istana Negara, Jakarta, sebagaimana disaksikan melalui video.

"Bayangkan (ekonomi) isinya hanya minus, minus, minus, minus, minus, dan minusnya adalah dalam posisi yang gede-gede," kata Presiden Jokowi di Jakarta, Kamis.

Baca juga: IMF revisi proyeksi ekonomi Asia, terkontraksi 1,6 persen tahun ini

Baca juga: Survei BI: Kegiatan dunia usaha turun pada triwulan II 2020


Presiden Jokowi mengatakan tiga bulan lalu dirinya menelepon Managing Director IMF. Pada kesempatan itu ia menerima laporan bahwa ekonomi global tahun ini diperkirakan minus 2,5 persen dari sebelumnya positif 3-3,5 persen.

Kemudian dua bulan lalu dirinya menelepon Bank Dunia dan menerima laporan berbeda, di mana ekonomi dunia akan minus 5 persen.

Selanjutnya dua pekan lalu dirinya menelepon Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yang menyampaikan proyeksi ekonomi dunia hanya akan minus 6 sampai minus 7,6 persen.

Baca juga: Erick Thohir: Penanganan COVID dan pemulihan ekonomi harus beriringan

"Gambaran apa yang ingin saya sampaikan, bahwa setiap bulan selalu berubah-ubah, sangat dinamis, dan posisinya tidak semakin mudah, tapi semakin sulit. Minus 2,5 persen, ganti sebulan berikutnya minus 5 persen, satu bulan berikutnya minus 6 sampai minus 7,6 persen," jelas Presiden Jokowi.

Berdasarkan laporan OECD, beberapa negara juga diproyeksikan minus antara lain Perancis minus 17 persen, Inggris minus 15 persen, Jerman minus 11 persen, Amerika Serikat minus 9,7 persen, Jepang minus 8,3 persen, Malaysia minus 8 persen.

Presiden Jokowi mengajak semua pihak bergerak menumbuhkan ekonomi agar ekonomi nasional tidak semakin turun tapi bisa diungkit naik kembali.

Baca juga: Para pejabat keuangan G20 janji kerja sama tingkatkan ekonomi global

Baca juga: Bank Dunia sarankan RI lakukan tiga reformasi untuk pulihkan ekonomi



 

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020