"Kebijakan ini sejalan dengan kebijakan Kota Layak Anak yang menetapkan indikator Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan kota bebas iklan, promosi dan sponsorship rokok sebagai prasyarat Kota Layak Anak," kata Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Kesejahteraan Kemen PPPA Hendra Jamal dalam diskusi webinar perlindungan anak yang diselenggarakan oleh Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) dalam rangka Hari Anak Nasional, di Jakarta, Kamis.
Selain mendorong komitmen, Kementerian PPPA juga ingin mendorong revisi aturan pemerintah PP No.109/2012 untuk memperketat larangan menjual rokok tembakau kepada anak, larangan menjual produk rokok dalam bentuk batangan, penguatan Kawasan Tanpa Rokok (KTR), serta tidak melibatkan anak dalam iklan, promosi dan sponsor industri rokok.
"Yang terpenting, pemimpin tertinggi juga perlu meratifikasi WHO Framework Convention of Tobacco Control (WHO FCTC) serta memastikan cukai rokok perlu ditingkatkan secara signifikan agar harga rokok tidak lagi terjangkau oleh anak-anak," ujar Hendra.
Baca juga: Forum Anak dorong kebijakan ketat lindungi anak dari iklan rokok
Baca juga: Mensos: Anak harus dibatasi aksesnya dari rokok
Sementara itu, Deputi Menteri PPPA Bidang Tumbuh Kembang Anak Kemen PPPA Lenny N Rosalin berpesan kepada anak-anak di seluruh Indonesia untuk tidak merokok karena merokok dapat mengganggu kesehatan dan berhenti merokok bagi yang sudah melakukan.
"Jadi bagi adik-adik semua yang saat ini sudah merokok, cobalah berhenti untuk tidak merokok. Bagi yang belum merokok jangan coba-coba untuk memulai merokok. Bagi yang memiliki teman yang merokok, bujuk teman kalian sampai teman kalian tidak merokok," katanya.
Ia mengatakan anak-anak Indonesia bisa hebat tanpa rokok. Oleh karena itu, ia mengajak kepada seluruh anak Indonesia untuk mengambil langkah nyata dengan saling mengingatkan tentang bahaya asap rokok bagi kesehatan dan masa depan mereka.
"Kita juga sudah sama-sama melatih, mengedukasi, mengajak forum anak seluruh Indonesia mulai dari tingkat nasional sampai tingkat desa dan kelurahan, sama-sama kita mengedukasi, sama-sama bagaimana mencegah, bagaimana jangan sampai anak-anak Indonesia terjebak dengan yang satu ini karna merokok juga merupakan pintu masuk narkoba," katanya.
Ia juga mengajak kepada seluruh pendamping anak untuk memberi contoh dan teladan yang baik bagi anak-anak.
"Mari kita dampingi anak-anak kita. Beri contoh dan teladan," demikian kata Lenny N Rosalin.*
Baca juga: YLKI: Kenaikan jumlah perokok pemula didorong masifnya iklan rokok
Baca juga: CISDI: Iklan dan harga murah strategi industri rokok sasar anak-anak
Pewarta: Katriana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020