Wall Street turun tajam pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena investor melepas saham-saham teknologi terkemuka ketika laporan laba beragam dan tanda-tanda pandemi Virus Corona kian memburuk, yang dapat mempertajam resesi ekonomi yang dalam.Ada perbedaan nyata antara pertumbuhan dan nilai dan penyempitan telah dimulai
Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 353,51 poin atau 1,31 persen menjadi ditutup pada 26.652,33 poin. Indeks S&P 500 merosot 40,36 poin atau 1,23 persen menjadi berakhir di 3.235,66 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup terperosok 244,71 poin atau 2,29 persen, menjadi 10.461,42 poin.
Dari 11 sektor utama di S&P 500, delapan ditutup di zona merah, dengan saham teknologi mencatat penurunan persentase terbesar.
Indeks S&P 500 tergelincir lebih dari satu persen, menghentikan kenaikan beruntun empat hari dengan penurunan persentase harian terbesar sejak 26 Juni. Ketiga indeks utama AS melemah, terutama terseret jatuhnya saham Apple, Microsoft Corp dan Amazon.com.
Baca juga: Dolar AS menukik terendah 2 tahun, investor terus jual greenback
Aksi jual meningkat setelah kelompok pengawas teknologi melaporkan bahwa Apple Inc menghadapi penyelidikan perlindungan konsumen di berbagai negara.
Saham Apple dan Microsoft keduanya anjlok lebih dari empat persen, memimpin kerugian dalam indeks 30-saham saham unggulan. Saham raksasa teknologi AS lainnya, termasuk Facebook, Amazon, Netflix, dan induks perusahaan Google Alphabet, semuanya ditutup lebih rendah.
"Ada perbedaan nyata antara pertumbuhan dan nilai dan penyempitan telah dimulai," kata Wakil Presiden Senior Wedbush Securities, Stephen Massocca, di San Francisco. "Ada juga delta yang signifikan antara saham-saham berkapitalisasi besar dan yang berkapitalisasi kecil dan kita melihat itu juga menyempit."
Klaim pengangguran AS secara tak terduga melonjak menjadi 1,416 juta minggu lalu, Departemen Tenaga Kerja mengatakan. Jumlah tersebut tidak termasuk penerima Bantuan Pengangguran Pandemi (PUA), yang akan berakhir pada 31 Juli.
Kongres terus bekerja untuk memberikan stimulus baru sebelum batas waktu, dengan Senat Republik mengumumkan bahwa mereka dapat mempresentasikan versi RUU mereka kepada Demokrat secepatnya minggu ini.
Baca juga: Harga minyak jatuh, dipicu kekhawatiran permintaan dan pengangguran
Total kasus Virus Corona AS mencapai empat juta pada Kamis (23/7/2020), dengan rata-rata hampir 2.600 kasus setiap jam, menurut penghitungan Reuters.
Musim pelaporan laba kuartal kedua berjalan lancar, dengan 113 konstituen S&P 500 telah melaporkan. Data refinitiv menunjukkan bahwa 77 persen dari mereka telah mengalahkan ekspektasi yang sangat rendah.
Apple mengakhiri sesi dengan terpuruk 4,6 persen. Microsoft Corp jatuh 4,3 persen setelah melaporkan bisnis cloud computing Azure (anak perusahaan) melaporkan pertumbuhan kuartalan pertama kalinya di bawah 50 persen.
Tesla Inc melaporkan laba untuk kuartalan keempat berturut-turut, menyiapkan perusahaan untuk dimasukkan dalam S&P 500. Tetapi sahamnya jatuh 5,0 persen karena analis mempertanyakan apakah harga saham produsen mobil listrik itu sesuai dengan kinerjanya.
American Airlines Group Inc melonjak 3,7 persen setelah mengumumkan akan mempertimbangkan kembali jumlah penerbangan yang akan ditambah pada Agustus dan September. Juga, ia melaporkan kerugian yang disesuaikan per saham sebesar 7,82 dolar.
Twitter Inc juga melonjak 4,1 persen setelah melaporkan pertumbuhan pengguna harian tahunan tertinggi.
Volume transaksi di bursa AS mencapai 10,77 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 11,14 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.
Baca juga: Wall Street dibuka merosot setelah rilis data pengangguran di AS
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020