Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mendapat syal batik etnik yaitu batik sampan yang merupakan hasil kerajinan industri kecil menengah (IKM) di Kota Pariaman, Sumatera Barat, saat tiba di daerah itu.Nanti kami buat aturannya yang mewajibkan ASN dan pegawai lainnya di Pariaman mengenakan batik ini minimal sekali seminggu.
"Kebetulan, jadi nanti Kementerian Desa Bulan November ada kegiatan namanya 'Yang Terbaik Yang Terbatik," kata Abdul Halim Iskandar saat mengunjungi Pariaman untuk Pengukuhan Pendamping Desa Berdikari, Jumat.
Ia menambahkan pihaknya sedang mengumpulkan batik etnik untuk dipromosikan dan diikutsertakan pada kegiatan tersebut.
Syal batik sampan yang diberikan kepada Mendes PDTT bermotifkan tabuik yang merupakan ikon daerah tersebut.
Syal tersebut dikalungkan kepada Mendes oleh Wakil Wali Kota Pariaman, Mardison Mahyuddin saat tiba di Balairung Rumah Dinas Wali Kota Pariaman.
Membatik Pariaman sudah berkembang semenjak 1946 namun mati suri dan diangkat kembali pada 2011 tapi juga tidak berjalan lancar. Sekarang batik tersebut kembali diangkat oleh Pemerintah Kota Pariaman.
Setidaknya di Pariaman terdapat dua jenis pewarna batik yang digunakan yaitu alami dengan menggunakan gambir, pinang, dan sabut kelapa, lalu bahan kimia.
Sebelumnya Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat bertekad mengangkat kembali batik tanah liat sampan yang diklaim dibawa oleh saudagar asal Jawa ke daerah itu pada 1946.
"Nanti kami buat aturannya yang mewajibkan ASN dan pegawai lainnya di Pariaman mengenakan batik ini minimal sekali seminggu," kata Wali Kota Pariaman, Genius Umar.
Ia menambahkan sebelum menerapkan aturan tersebut pihaknya terlebih dahulu akan menyiapkan desainnya sehingga motifnya dapat diterima oleh masyarakat luas.
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020