Mereka adalah pelaku UMKM yang kreditnya direlaksasi atau yang belum pernah mendapatkan kredit kemudian terdampak COVID-19
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyalurkan kredit atas dana penempatan pemerintah dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terdampak virus corona COVID-19 di Sulawesi Tengah senilai Rp23,02 miliar.
“Itu jumlah dana PEN yang kami salurkan dalam bentuk kredit kepada pelaku UMKM di Sulteng sejak 1 sampai 23 Juli kemarin. Dana itu kami salurkan kepada pelaku UMKM pada segmen retail dan mikro,”kata Pimpinan Cabang PT. BRI (Persero) Tbk Palu, Ekwan Darmawan kepada ANTARA di Palu, Jumat.
Ia menjelaskan pada segmen retail ada 48 pelaku UMKM yang merupakan nasabah BRI yang tersebar di Kota Palu, Kabupaten Parigi Moutong, Poso, Banggai, Morowali dan Tolitoli yang menerima dana PEN senilai Rp22,13 miliar.
Sementara pada segmen mikro sekitar 55 nasabah dari enam daerah itu yang menerima dana PEN senilai sekitar Rp890 juta. Pelaku UMKM yang menerima dana PEN itu bergerak di berbagai sektor.
“Yang berhak menerima dana itu adalah pelaku UMKM di Sulteng yang merupakan nasabah BRI yang usahanya terdampak COVID-19. Mereka adalah pelaku UMKM yang kreditnya direlaksasi atau yang belum pernah mendapatkan kredit kemudian terdampak COVID-19 namun prospek usahanya masih menjanjikan,”ujarnya.
Agar dana itu termanfaatkan sesuai peruntukannya, Ekwan menyebut telah mengerahkan tim untuk memantau dan mendampingi para pelaku UMKM yang mendapat bantuan itu agar usaha yang mereka jalani dapat kembali bergeliat dan tetap bertahan di tengah pandemic COVID-19.
“Kami tidak membatasi berapa banyak dana PEN yang disalurkan kepada pelaku UMKM di Sulteng. Selama mereka terdampak COVID-19, pernah memperoleh kredit kemudian direlaksasi atau belum pernah mendapat kredit kemudian terdampak COVID-19 namun prospek usahanya masih menjanjikan kami akan jemput bola agar mereka mendapat dana itu,” katanya.
Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebutkan realisasi kucuran kredit modal kerja baru oleh empat bank BUMN yang dananya berasal dari penempatan pemerintah sudah mencapai Rp36 triliun.
“Mudah-mudahan terus tercipta kredit modal kerja baru dan aktivitas ekonomi bisa berkelanjutan dan terutama tenaga kerja bisa bekerja lagi,” kata Kepala BKF Kemenkeu Febrio Kacaribu dalam diskusi daring penerimaan pajak di Jakarta, Jumat.
Ia menilai kucuran kredit modal kerja dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) ini menjadi salah satu program yang berjalan efektif dalam skema Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dalam waktu satu bulan sejak diluncurkan pada 24 Juni 2020.
Sebelumnya pemerintah menempatkan dana sebesar Rp30 triliun pada tahap pertama di empat bank Himbara dalam jangka waktu tiga bulan hingga September 2020.
Perbankan ini adalah Bank Mandiri, BNI, BRI dan BTN yang seluruhnya berkomitmen menyalurkan kembali dana pemerintah ini menjadi kredit modal kerja khususnya UMKM dan sektor padat karya hingga tiga kali lipat atau Rp90 triliun.
“Persis hari ini satu bulan berjalan, ini sudah satu kali pengalinya. Jadi ini memang sudah on track,” katanya.
Ketua Himbara Sunarso yang juga Direktur Utama BRI sebelumnya mengungkapkan bank-bank pelat merah ini optimistis kucuran dana pemerintah itu bisa diserap sektor riil sesuai target seiring adanya kelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah.
Adapun empat sektor yang diincar bank ini di antaranya sektor pertanian atau pangan, transportasi, pariwisata hingga konstruksi.
Masing-masing bank mendapatkan porsi berbeda sesuai segmentasi pasar yakni BRI dan Bank Mandiri masing-masing mendapatkan Rp10 triliun, dan BNI dan BTN masing-masing mendapatkan Rp5 triliun.
Baca juga: BRI restrukturisasi kredit 1,38 juta debitur UMKM
Baca juga: Restrukturisasi UMKM terbanyak, BRI harap bantuan dana dari pemerintah
Baca juga: BRI dorong UMKM tembus pasar global
Pewarta: Muhammad Arsyandi
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020