Empat orang dari satu keluarga warga di Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat yang seluruhnya terkonfirmasi positif COVID-19 saat ini dirawat di Rumah Sakit Bogor Senior (BSH), sedangkan dua orang lainnya telah meninggal dunia.Satu keluarga tersebut seluruhnya enam orang, meliputi bapak dan ibu, anak dan menantu, serta dua orang cucu. Namun, dua orang di antaranya yakni bapak dan anak dilaporkan telah meninggal dunia
"Satu keluarga yang semuanya positif sudah diisolasi di Rumah Sakit BSH," kata Camat Bogor Barat, RR Juniarti Estiningsih ketika dikonfirmasi di Kota Bogor, Jumat.
Ia menjelaskan satu keluarga yang seluruhnya terkonfirmasi positif COVID-19 itu adalah warga Kelurahan Pasir Mulya, Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor.
Satu keluarga tersebut seluruhnya enam orang, meliputi bapak dan ibu, anak dan menantu, serta dua orang cucu. Namun, dua orang di antaranya yakni bapak dan anak dilaporkan telah meninggal dunia.
Menurut Estiningsih, di lokasi domisili satu keluarga positif COVID-19 tersebut penanganan di tingkat RW Siaga sudah ditingkatkan mlalui Tim Pantau yang merupakan bagian dari Tim Deteksi Aktif (Detektif) COVID-19 Kota Bogor.
Tim Pantau tersebut melibatkan lurah, petugas surveilance dari puskesmas setempat, pengurus RW dan RT, serta kader pemantau dan tokoh masyarakat setempat.
Sebelumnya, satu keluarga di Kota Bogor yang seluruhnya berjumlah enam orang terkonfirmasi positif COVID-19 dan bahkan dua orang di antaranya, yakni bapak dan anak meninggal dunia itu disebabkan penularan COVID-19 akibat kasus impor.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Kota Bogor, Dedie A Rachim, ketika dikonfirmasi Kamis (23/7) malam mengenai adanya satu keluarga terkonfirmasi COVID-19 tersebut membenarkannya.
Menurut Dedie A Rachim, yang juga Wakil Wali Kota Bogor, penularan COVID-19 saat ini lebih banyak disebabkan oleh kasus impor, yakni warga Kota Bogor yang melakukan kegiatan di luar kota atau di daerah lainnya.
Warga Kota Bogor itu ketika berada di daerah lainnya terkonfirmasi positif COVID-19 atau menjadi orang tanpa gejala (OTG) dan ketika kembali lagi ke Kota Bogor berpotensi menularkan pada orang di sekitarnya.
Informasi yang dihimpun ANTARA, semula sang bapak ada tugas ke daerah lain yakni ke Jawa Timur. Setelah tugasnya selesai, ia kembali ke Kota Bogor dan sampai di Kota Bogor kemudian sakit.
Lalu, bapk tersebut dirawat oleh istri dan anaknya. Karena sakitnya dinilai berat, kemudian dirawat di rumah sakit.
Ketika informasi ini dikonfirmasi kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor dr Sri Nowo Retno juga membenarkanya.
Menurut Retno, panggilan Sri Nowo Retno, bapak tersebut dirawat di rumah sakit di Kota Depok. Pada saat dirawat statusnya adalah pasien dalam pengawasan (PDP). "Akhirnya bapak tersebut meninggal dunia dalam status PDP (pasien dalam perawatan)," katanya.
Pada saat dirawat tersebut juga dilakukan tes usap dan hasilnya baru diketahui positif setelah bapak itu meninggal dunia.
Dinas Kesehatan Kota Bogor melalui Tim Lacak dari Deteksi Aktif (Detektif) COVID-19 kemudian melakukan penelusuran terhadap jejak bapak tersebut yang pernah melakukan kontak langsung dengan siapa saja.
Dinas Kesehatan melakukan tes usap kepada keluarga tersebut dan ternyata seluruhnya terkonfirmasi positif COVID-19, dan bahkan anaknya
dilaporkan meninggal dunia pada Senin (20/7), demikian Sri Nowo Retno.
Baca juga: Masih pandemi, KBM tatap muka sekolah di Kota Bogor belum diizinkan
Baca juga: Tambah enam kasus, positif COVID-19 di Kota Bogor meningkat lagi
Baca juga: Bima Arya optimistis Detektif mampu tekan penyebaran virus corona
Baca juga: Ada pasien positif berinteraksi dengan tetangga, Kadinkes Bogor kaget
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020