Pentolan Panser Biru, Kepareng, mengatakan alasan mereka agar tim bermarkas di Yogyakarta karena saat ini wilayah Semarang dianggap belum aman dari penularan COVID-19. Selain itu, dikhawatirkan ada pendukung yang nekat datang ke stadion.
"Ada beberapa usulan dari kami, salah satunya soal homebase. Masih adanya aturan PKM (pembatasan kegiatan masyarakat) di Semarang dan kekhawatiran soal suporter yang nekat ke Citarum menjadi pertimbangan kami menyarankan PSIS main Yogyakarta," ujarnya saat sarasehan bersama manajemen PSIS seperti dilansir dari laman resmi klub di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Empat klub belum tentukan sikap soal markas Liga 1
Baca juga: Operator Liga 1 cek kesiapan stadion di Yogyakarta
Senada dengan Panser Biru, kelompok suporter Snex juga usul supaya PSIS bermain di luar Semarang dan yang terpenting tetap mengikuti kompetisi.
Di satu sisi, jika memindahkan markas ke Yogyakarta maka PSSI akan memberikan bantuan akomodasi. Tentu hal tersebut bakal meringankan beban pengeluaran bagi klub akibat pandemi COVID-19.
"Andai dilaksanakan di Pulau Jawa dan akomodasi ditanggung PSSI dan PT. LIB jika bermain di luar kota, maka kami usul lebih baik main di luar kota karena nanti segala akomodasi menjadi tanggung jawab PSSI," ujar pentolan Snex Edy Purwanto.
Edy juga berharap kompetisi lanjutan ini dimaksimalkan untuk mengasah kemampuan pemain muda. Sebab, kehadiran pemain muda akan menjadi investasi di masa mendatang.
Sementara itu, CEO PSIS Yoyok Sukawi menyambut baik usulan dari Panser Biru dan Snex untuk kemudian diteruskan ke rapat pemegang saham sebelum diambil sebuah keputusan penting.
“Kami (sampaikan) terima kasih kepada Panser Biru dan Snex yang telah memberi masukan untuk kami. Dari awal memang kami selalu melibatkan teman-teman suporter untuk mengambil keputusan. Nanti usul dari teman-teman suporter akan kami rapatkan di rapat pemegang saham sebelum kami ambil keputusan,” katanya.
Sebelumnya, manajemen PSIS mendaftarkan Stadion Citarum sebagai markas mereka dalam mengarungi lanjutan kompetisi pada 1 Oktober nanti. PT. LIB selaku operator kompetisi juga bakal melakukan verifikasi terhadap stadion tersebut.
Baca juga: Dokter: Protokol pencegahan COVID-19 di TC timnas acuan untuk liga
Baca juga: Maman Abdurrahman harap tuah Stadion Sultan Agung
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2020