Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah melayangkan surat ke operator telepon seluler agar membantu kelancaran proses belajar dari rumah (BDR) secara daring selama pandemi COVID-19.Kami mengirimkan surat ke operator seluler untuk membantu kelancaran sekolah daring ini
"Memang ada keluhan dari masyarakat terkait BDR pada masa pandemi COVID-19. Kami mencoba membantu untuk yang berkaitan dengan keluhan jaringan internet. Kami sudah mengirimkan surat ke operator seluler untuk membantu kelancaran sekolah daring ini," kata Kepada Diskominfo Kabupaten Sleman Eka Surya Prihantoro di Sleman, Minggu.
Baca juga: Sleman terima penghargaan KPAI atas komitmen dalam perlindungan anak
Menurut dia, dalam BDR ini yang utama memang ketersediaan jaringan internet, untuk mendukung kelancaran memang dibutuhkan jaringan internet 3G dan 4G.
"Aplikasi-aplikasi pendukung BDR memang semua membutuhkan jaringan internet yang cepat, seperti Zoom, Google, termasuk juga WhatsApp (WA), sehingga untuk daerah atau kawasan pelosok yang tidak terjangkau sinyal 3G maupun 4G akan sangat kesulitan," katanya.
Baca juga: Badan Pengelola Keuangan Haji bantu ustadz dan ponpes di Sleman
Ia mengatakan tidak semua menara operator seluler di Sleman dipasang perangkat 3G maupun 4G, namun jika hanya untuk telepon dan pesan singkat (SMS) dengan jaringan 2G masih bisa.
"Kami sudah meminta kepada operator seluler untuk bisa menambah perangkat jaringan 3G atau 4G di menara seluler, namun baru beberapa yang memberi tanggapan," katanya.
Eka mengatakan kemungkinan karena investasi untuk menambah perangkat 3G dan 4G cukup mahal, sehingga pihak operator belum memasang perangkat tersebut di semua menara seluler.
Baca juga: UMY-Pramuka latih pembina nonpegawai manfaatkan lahan sempit di Sleman
"Mungkin karena investasi perangkat 4G mahal, operator seluler masih hitung-hitungan untung rugi dalam bisnisnya," katanya.
Ia mengatakan selain jaringan internet, BDR kemungkinan bisa dilakukan dengan perangkat lain tanpa jaringan internet, seperti dengan radio amatir atau semacam "handy talky" (HT).
"Kalau aplikasi tergantung perangkat apa yg digunakan, misal HT tidak perlu aplikasi cukup 'voice' (suara) tetapi frekuensi harus izin Kementerian. Kelemahannya dengan HT adalah seperti mudah terganggu jaringannya," katanya.
Baca juga: BNPB lakukan koordinasi dengan Bupati Sleman terkait aktivitas Merapi
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020