Twitter pertimbangkan buat layanan berbayar

26 Juli 2020 15:06 WIB
Twitter pertimbangkan buat layanan berbayar
Seorang karyawan Twitter bekerja di depan komputer di kantor pusatnya di San Francisco, California, AS (4/10/2013). ANTARA/REUTERS/Robert Galbraith/aa.
Twitter mengalami penurunan pendapatan iklan pada kuartal kedua tahun ini, sehingga mereka mempertimbangkan untuk mengembangkan layanan berbayar guna mengatasi kendala pendapatan.

Laman TechCrunch menuliskan pendapatan Twitter dari iklan sebanyak 562 juta dolar Amerika Serikat, turun sekitar 23 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Twitter menyatakan penurunan ini disebabkan pandemi virus corona dan pergolakan masyarakat sehingga pengiklan menunda kampanye mereka di platform tersebut.

Baca juga: Ribuan pegawai Twitter punya kontrol ke sistem internal

Baca juga: Peretas Twittter ambil data delapan akun, targetkan tokoh ternama


Belanja iklan Twitter hanya di Amerika Serikat turun 25 persen.

CEO Twitter Jack Dorsey, kepada para investor menyatakan mereka akan menguji coba layanan berlangganan.

Di sisi lain, Dorsey merasa mendapat halangan yang cukup besar untuk mengenakan biaya layanan pada para pengguna mereka.

Dorsey memiliki opsi untuk membuat lini baru yang akan bersifat komplementer bagi bisnis periklanan platform tersebut.

Rumor Twitter akan membaut lini berbayar mengemuka beberapa waktu lalu karena perusahaan membuka lowongan pekerjaan untuk platform berlangganan yang diberi kode "Gryphon"

Baca juga: Twitter: tidak ada "password" yang dicuri

Baca juga: Ratusan akun Twitter jadi sasaran serangan siber

Baca juga: Peretas Twittter ambil data delapan akun, targetkan tokoh ternama

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020