Salah satu akun di media sosial Facebook menyertakan ilustrasi bagaimana swab test dapat merusak otak.
Dia menyebut tes usap melalui hidung dapat menusuk otak dan seakan melakukan lobotomi atau operasi bedah saraf guna mengobati penyakit gangguan jiwa.
Akun itu pun menyertakan satu tautan berjudul "Testing kits heading uk containated coronavirus".
"These swabs may be (and probably are) contaminated with something dangerous, like viruses or something we don't undestand. (Tes usap mungkin telah terkontaminasi dengan sesuatu yang berbahaya, seperti virus atau sesuatu yang tidak kita menegerti", tulis akun tersebut.
Namun, benarkah tes usap dapat merusak otak?
Penjelasan:
Dokter spesialis THT Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gajah Mada Anton Sony Wibowo mengatakan tes usap tidak merusak otak karena hanya dilakukan sampai dinding paling belakang hidung dan rongga mulut (nasofaring).
Dia menjelaskan jarak antara sawar darah otak dengan lokasi tempat tes usap dilakukan relatif cukup jauh.
Merujuk pada halaman cek fakta AFP, klaim tes usap dapat merusak otak adalah klaim yang menyesatkan.
"Tes usap tidak dilakukan di sawar darah otak dan tidak membahayakan sawar darah otak, dan dengan demikian tidak menimbulkan ancaman bagi sistem saraf kita," kata ahli imunologi dan profesor emeritus di Universitas New South Wales, Prof John Dwyer seperti dikutip AFP.
Sependapat dengan John Dwyer, profesor John Mathews, seorang ahli epidemiologi di University of Melbourne, juga menyatakan swab PCR "tidak mengganggu penghalang darah otak dengan cara apa pun."
"Penyeka nasofaring rutin untuk menguji virus lain atau untuk hasil laboratorium lainnya telah dikumpulkan dengan aman selama bertahun-tahun," kata dia.
Klaim: Tes usap untuk mengetahui COVID-19 dapat merusak otak
Rating: Salah/Disinformasi
Cek fakta: Hoaks, bus masuk sungai di KM 76 tol Cikopo
Cek fakta: Radiasi Thermo Gun dapat merusak jaringan otak?
Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2020